RAKYATKU.COM - Persaingan untuk menjadi ketua umum Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) bakal hangat. Sudah calon yang terang-terangan menyatakan diri maju.
Setelah Muchlis Patahna mendeklarasikan diri, Dr Andi Jamaro Dulung (AJD) juga sudah menyiapkan diri untuk bersaing dalam musyawarah besar (mubes) KKSS di Solo, Jawa Tengah, 15-17 November 2019.
Kepastian AJD maju dalam mubes yang direncanakan dibuka Presiden RI, Joko Widodo tersebut dilontarkan di Jakarta, Jumat malam (13/9/2019).
Kesediaannya menjadi ketua umum KKSS periode 2019-1024, untuk mengabdi lebih jauh di paguyuban terbesar di Indonesia ini.
"Jika apa yang telah saya persembahkan di KKSS dinilai positif oleh nubes dan memilih saya sebagai ketua umum, insya Allah saya siap menerima amanah," jawabnya semringah.
Di KKSS, AJD dikenal sebagai sosok yang berpengalaman dalam menangani organisasi yang beranggotakan 12 juta jiwa, termasuk di luar negeri itu.
Pria kelahiran Soppeng ini, mengenal KKSS pada paruh 1990 di pertemuan mahasiswa pascasarjana asal Sulsel di Asrama Lamping Bandung. Pesertanya dari IKIP Bandung, Universitas Padjajaran, dan ITB.
Alhasil AJD, yang utusan Unpad terpilih menjadi ketua KKSS Komisariat Pascasarjana Bandung yang beranggotakan 70 orang calon doktor dan magister.
Selanjutnya pada 1992, AJD mengikuti mubes KKSS di Cisarua Bogor, dan terpilihnya secara aklamasi Prof Dr Beddu Amang untuk periode ketiga.
Ketika AJD melanjutkan S3 di IKIP Jakarta, AJD mulai aktif di KKSS Pusat meskipun masih prajurit. Pada kepengurusan HM Taha, AJD ditempatkan sebagai anggota majelis pakar berderet dengan para pakar seperti Dr Marwah Daud dan Prof Dr Hafid Abbas.
Karena dianggap bisa berkontribusi karena pada saat yang sama AJD sudah menjadi ketua PP GP Ansor merangkap komandan nasional Banser.
Pada 2004 mubes KKSS berlangsung di Samarinda, AJD mencalonkan diri sebagai calon ketua umum bersaing dengan Hasanuddin Massaile, Mayjen TNI (Purn) Abd Rifai, John Palinggi, Arifuddin Pangka, Zaenal Bintang, dan dr Ulla Nuchrawati.
Saat itu yang terpilih adalah Dr Hasanuddin Massaile. Sementara AJD didapuk sebagai wakil ketua umum.
Periode selanjutnya BPP KKSS dipimpin oleh Abdul Rifai, AJD ditempatkan sebagai dewan pembina.
Adapun pada kepemimpinan Ketua Umum BPP HM Sattar Taba, AJD dipercayakan kembali sebagai wakil ketua umum.
Sepanjang kariernya di KKSS, AJD banyak memimpin kegiatan baik sifatnya program nasional maupun insidentil.
Beberapa kali menjadi ketua atau penanggung jawab Pertemuan Saudagar Bugis Makassar, ketua panitia peringatan peristiwa korban 40 ribu jiwa serta kerap jadi penanggung jawab musibah gempa, tsunami, banjir dan kebakaran.
Selain itu ia juga sering menghadiri muswil dan melantik BPW dan PPLN pilar dan badan otonom.
Lebih dari itu, AJD sangat akrab dengan konflik atau dinamika organisasi yang terjadi di tubuh KKSS.
Sebetulnya habitat AJD adalah seorang akademisi tulen, yang memulai kariernya menjadi dosen di IKIP Ujung Pandang kemudian mengembangkan kariernya menjadi dosen pasca sarjana Universitas Negeri Jakarta, bahkan sempat menjadi rektor di Universitas Nahdhatul Ulama di Jakarta.
Ia pernah pula menjadi staf ahli rektor Ubiversitas Trisakti. Semua dilakukan bersamaan dengan kariernya di organisasi kemasyarakan yang makin hari makin menanjak terutama di Nahdlatul Ulama.
Dua periode atau 10 tahun AJD menjadi ketua PBNU mendampingi KH Achmad Hasyim Muzadi.
Selebihnya AJD sangat akrab dengan komunitas penambang. Posisinya sebagai ketua Asosiasi Penambang Batubara di Bartim dan sudah malang melintang di dunia bisnis, utamanya di sektor tambang dan parawisata.
Meski demikian, AJD tidak meninggalkan habitat awalnya sebagai pendidik. Di kampung kelahirannya, AJD mendirikan pesantren Lompulle sejak 15 tahun lalu.
Begitu pula Madrasah Aliyah Kejuruan telah berdiri sejak tiga tahun, menyusul Tsanawiyah yang telah menamatkan alumni 10 angkatan.
Ia pernah menjadi anggota DPR RI di Senanyan dua periode, dari PPP. Meskipun tidak penuh, tetapi setidaknya AJD telah ikut bersama merumuskan kebijakan strategis nasional.
Tak kalah penting, AJD mengenal baik presiden maupun dan mantan presiden. Meskipun tidak sempat berkenalan dengan presiden pertama dan kedua, namun AJD juga mengenal secara dekat Presiden Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, hingga Jokowi.