RAKYATKU.COM, GOWA - Sebagai seorang guru dan korban pengeroyokan, Astiah tetap memiliki rasa penyayang dan sabar kepada semua anak muridnya. Terutama anak dari pelaku Rahmatiah, DH (11).
Pasca kejadian pengeroyokan yang dialami dirinya, ia tetap menerima DH untuk tetap bersekolah di SD Negeri Pabangngiang.
Astiah mengaku tidak tega, permasalahan DH dengan temannya, MFA berujung pada dikeluarkannya DH dari sekolah tersebut.
Astiah pun memutuskan untuk memaafkan para pelaku yang telah mengeroyok dirinya, dan masih bersedia mendidik DH hingga lulus.
"Kalau memang di sekolah lain tidak ada yang mau menerimanya, saya siap terima kembali DH untuk belajar di sekolah ini. Tapi jangan lagi diulangi lagi kejadian tersebut," ujar Astiah saat menghadiri problem solving di Mapolres Gowa, Senin (9/9/2019).
Kepala SD Negeri Pabangngiang Nurjannah, juga menyampaikan hal yang sama. Apa yang telah dilakukan oleh para pelaku, telah ia maafkan dan tidak akan melakukan pembalasan apapun kepada keluarga, maupun anak dari pelaku.
Pihaknya mengaku sudah membahas permasalahan tersebut dengan pihak sekolah lain, untuk memindahkan DH ke sekolah lain demi menghindari kejadian tersebut terulang kembali. Namun tak ada yang mau menerima DH.
"Kami menerima kembali anak pelaku. Karena semua sekolah di Gowa, tidak ada yang mau terima siswa tersebut. Intinya, semangat anak untuk bersekolah tidak boleh putus," kata Nurjannah.
DH sebelumnya pernah terlibat perkelahian dengan temannya, MFA. DH melaporkan yang dialaminya ke ibunya, Rahmatiah. Dan pada Rabu, 4 September 2019, Rahmatiah bersama dua putrinya, NV dan APR datang ke sekolah anaknya untuk meminta keterangan dari pihak guru.
Hingga akhirnya pukul 10.00 Wita, emosi para pelaku tak terkendali dan terjadi pengeroyokan terhadap Astiah yang dilakukan oleh NV dan APR. Sedangkan Rahmatiah terbukti telah melakukan penganiayaan terhadap MFA dengan menjewer telinganya sejauh 10 meter.