Selasa, 10 September 2019 07:30

Pria Rusia Baru Sadar Hidup dengan Otak Setengah usai Pensiun Jadi Insinyur

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Pria di Rusia tidak sadar selama ini hidup hanya dengan setengah bagian otak. Kejadian yang membuat kaget para dokter.

RAKYATKU.COM - Pria di Rusia tidak sadar selama ini hidup hanya dengan setengah bagian otak. Kejadian yang membuat kaget para dokter.

Ajaibnya, kondisi pensiunan insinyur tersebut seakan tidak membuatnya terganggu. Dia malah hidup mapan dan diketahui pernah bertugas di angkatan bersenjata, meraih gelar sarjana, hingga membesarkan keluarganya.

Pria 60 tahun yang disembunyikan identitasnya itu dilaporkan punya hanya satu belahan otak kiri. Pemindaian menunjukkan ada sebuah "lubang hitam" yang seharusnya diisi dengan belahan otak kanan.

"Pria itu awalnya dirawat di sebuah klinik di selatan wilayah Moskow karena serangan iskemik," salah satu ahli saraf yang menangani kasus itu bercerita, seperti dikutip dari LAD Bible.

Para dokter menemukan stroke yang dialami pria itu janggal. Dia mengalami kegagalan sirkulasi darah di otak, bukan karena bagian otak yang rusak permanen. Selain itu, pria itu juga memiliki masalah dengan pergerakan di satu lengan dan kaki.

Ahli radiologi lalu memeriksa isi kepalanya dan sempat bingung. Bagian otak dari pria itu, di mana seharusnya serangan iskemik terjadi, tidak ada sama sekali. "Alih-alih, di sisi kiri gambar otak di komputer ada 'lubang hitam,'" katanya.

Pria ini menolak para dokter melakukan tes lebih lanjut pada dirinya. Dia menjelaskan pada mereka hidupnya selama ini baik-baik saja dan tidak perlu dikhawatirkan.

"Sekarang saya tidak ingin popularitas apapun," kata pria yang besar di era Uni Soviet itu. Dia juga mengatakan tidak memiliki masalah fisik maupun mental di masa kanak-kanaknya.

Dokter saraf Marina Anikina mengatakan kemungkinan hal ini disebabkan karena kegagalan perkembangan otak yang terjadi di tahap awal kehamilan, yang bisa terjadi di dalam embrio. Akan tetapi, secara intelektual seseorang dengan kondisi ini mungkin akan baik-baik saja. "Tetapi hampir selalu mereka memiliki masalah dengan bergerak," kata Anikina.

Proses semacam itu biasanya akan berakhir dengan keguguran pada ibu hamil. Akan tetapi, pria ini tampaknya cukup beruntung saat dia dilahirkan 60 tahun yang lalu.