RAKYATKU.COM, KUPANG - Teka-teki pembunuhan bocah kembar dan ibu yang sekarat bersimbah darah di sebuah rumah kos, di Jalan Timor Raya, RT9/RW03, Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, belum menemui titik terang.
Hingga saat ini, polisi masih mengumpulkan bukti. Beruntung, Dewi Regina Ano (24), ibu bocah kembar itu masih selamat dan sekarang sudah siuman di ruang rawat inap bedah perempuan B, RSUD SK Lerik Kota Kupang.
Namun, polisi belum mengorek keterangan dari Regina. Pasalnya, ibu bocah kembar yang tewas dalam insiden itu, terus menangis menanyakan kabar anak kembarnya.
Muncul dugaan, Regina lah yang membunuh dua bocah kembarnya pada Kamis, 5 September 2019 lalu itu. Setelah membunuh bocah kembarnya, Regina lalu diduga berupaya bunuh diri dengan menggorok lehernya.
Pakar Hukum Pidana dari Undana Kupang, Dr Karolus Kopong Medan mengungkap, tragedi berdarah itu dilakukan oleh orang lain, tapi tidak asing lagi bagi korban.
Berbagai fakta sementara mendukung bahwa pelaku pembantaian dan pembunuhan ada di dalam rumah. Pasalnya, rumah terkunci dari dalam ketika Obir Masus tiba dari kerja pada sore pukul 17.00 Wita. Bersama adiknya, Yoris, Obir lalu mendobrak pintu dan melihat istri dan dua bocah kembarnya bergelimang darah.
Dua jam sebelum Regina dan dua bocah kembarnya ditemukan tergeletak bersimbah darah, Regina dan dua bocahnya, sempat berbelanja di kios Bibi Hamina. Dia membeli penyedap rasa, permen dan roti.
"Dia membawa uang Rp3 ribu. Dia membeli penyedap masakan, permen dan satu roti. Dia biasanya belanja di sini," ujar penjaga kios yang enggan namanya ditulis.
Saudara Regina, Jefri seperti dilansir dari Tribunnews mengatakan, pekan lalu dirinya sempat menghubungi suami korban, Obir Masus (32). Dia menyampaikan rencana pesta adat keluarga di Lelogama, Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang.
Saat itu, Jefri meminta berbicara dengan Regina. Namun Obir Masus mengaku masih di tempat kerja.
Lewat sambungan telepon itu, Jefri menyampaikan juga soal biaya urusan adat di kampung. Keluarga diminta mengumpulkan uang Rp400 ribu.
Regina sendiri sudah siuman. Luka di leher dan tenggorokannya sudah dijahit dokter. Dia bisa berjalan sendiri ke kamar mandi. Namun, dia masih terus menanyakan dua bocah kembarnya, Angga dan Anggi, yang sudah tewas akibat peristiwa tersebut.