RAKYATKU.COM, BAHAMA - Adrian Farrington menggendong putranya yang berusia 5 tahun untuk menyelamatkannya dari banjir yang mengamuk di Pulau Abaco, Bahama.
Di tempat itu, hampir semua bangunan telah tenggelam. Dan rumah Farrington, seperti banyak rumah lainnya, bukan lagi tempat yang layak untuk berlindung dari Badai Dorian.
Jadi, pria berusia 38 tahun itu memutuskan mengungsi bersama dengan istri dan dua anak mereka.
Mereka meninggalkan rumah mereka pada hari Minggu, dan berharap mendapatkan keselamatan.
Darah mengalir dari kaki sang ayah, tapi dia tidak memperdulikannya. Dia terus menggendong anaknya.
Lalu dia melihat atap yang bisa dia lewati. Dia menurunkan Adrian Farrington Jr sejenak. Tapi anak itu, yang dijuluki AJ, terus menangis.
“Saya terus mengatakan kepadanya: Jangan menangis. Tutup matamu. Jangan menangis. Tetap bernafas. Jangan menangis. Tutup mulutmu," kata sang ayah.
Kemudian, tiba-tiba tak terpikirkan menghampiri mereka, yaitu embusan angin yang kuat. Hal itu membuat putranya jatuh dari atap dan masuk ke air yang keruh.
Pedih, dia menyaksikan anaknya menghilang di tengah puing-puing yang mengambang.
Sang ayah mencelupkan tangannya ke dalam air, meraih apa pun yang terasa seperti anak manusia. Tapi tidak menemukan anaknya.
“Aku tidak menemukan apa pun. Saya kembali. Saya menahan nafas dan saya kembali turun,” katanya. "Orang membawa istri saya ke tempat yang aman dan mereka memanggil saya, tetapi saya tidak ingin pergi karena saya tidak ingin meninggalkan anak saya."
Farrington kemudian diselamatkan oleh warga sipil, katanya. Sementara anaknya, entah ke mana banjir mambawanya.
Dia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Princess Margaret di Nassau pada hari Senin, untuk merawat patah tulang kaki dan luka di tangannya.
Di tempat lain di pulau itu, setidaknya 30 orang tewas akibat badai paling kuat untuk menghantam Bahama dalam beberapa dasawarsa.
Dan, keluarga bukan satu-satunya orang tua yang menyaksikan anak mereka tersapu badai.
Lashan McIntosh dan keluarganya yang mencoba melarikan diri dari rumah mereka, juga kehilangan putranya yang berusia 8 tahun, Lachino, setelah ia jatuh ke air.
"Aku tidak percaya aku kehilangan putraku dalam badai," kata ibunya, hanya beberapa langkah dari kamar mayat.