Sabtu, 07 September 2019 07:01

"Saya Tidak Ingat Pak Hakim, Saya Mabuk," Tangis Amanda Pecah, Kembarannya Tewas di Ujung Pisaunya

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Amanda Ramirez
Amanda Ramirez

Mengenakan baju oranye, Amanda Ramirez (27), tak kuasa membendung air matanya. Dia menjadi pesakitan di Pengadilan New Jersey, Kamis, 5 September 2019, setelah menikam saudara kembar identiknya, Anna

RAKYATKU.COM, NEW JERSEY - Mengenakan baju oranye, Amanda Ramirez (27), tak kuasa membendung air matanya. Dia menjadi pesakitan di Pengadilan New Jersey, Kamis, 5 September 2019, setelah menikam saudara kembar identiknya, Anna Ramirez.

"Saya tidak ingat apa-apa Pak Hakim. Saya mabuk," ujar Amanda di depan hakim.

Hari itu, 22 Juni 2019. Sekitar pukul 05.30 dini hari, ketika kedua bersaudara itu bertikai di luar kompleks Centennial Village Apartments. Ketika insiden itu terjadi, saksi mata menghubungi polisi.

Dilansir dari KYW, Amanda mengatakan, pertikaian itu dimulai setelah keduanya mabuk berat pada malam hari. Amanda tidak ingat mengapa keduanya itu berdebat.

Amanda mengklaim, Anna mengambil pisau dan menyerbu ke arahnya. Tetapi kemudian, dia mengubah ceritanya. 

Dokumen pengadilan mengungkapkan, seorang saksi melihat Amanda mengambil pisau dan mengancam saudara kembarannya sambil berteriak: "Perhatikan apa yang akan saya lakukan."

Dilansir dari NJ.com, setelah itu, Amanda menusukkan pisau ke dada Anna. Saat pisau menancap di dadanya, Anna berteriak, "Amanda, kau menikamku!". 

Amanda mengaku meletakkan pisau di tanah dan orang lain, yang bersama dengan si kembar pada waktu itu, membawanya masuk sementara Amanda tinggal bersama saudara perempuannya.

Setelah polisi tiba di tempat kejadian di 1200 blok East State Street, Anna sudah tidak sadarkan diri. Dia dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Cooper, namun nyawanya tak tertolong.

Hanya beberapa jam sebelum Anna terbunuh, foto-foto para saudari diunggah ke Facebook, yang memperlihatkan mereka tersenyum dan berpose bersama dua teman. 

Polisi yang hadir di insiden itu, memperhatikan goresan di wajah Amanda serta darah kering di telinganya dan laserasi jari, menurut dokumen pengadilan.

Selama pemeriksaan pendahuluan, Amanda terlihat terisak-isak sepanjang proses, saat dia berdiri dengan kaki dan pergelangan tangannya diborgol. 

Keluarganya yang duduk di belakangnya, juga terlihat menghapus air mata.

Tidak ada motif untuk penikaman itu disimpulkan di pengadilan, tetapi klaim sebelumnya termasuk cinta segitiga dan keyakinan Amanda sendiri bahwa dia tidak bisa mengingat pertarungan sama sekali.

Seorang saudari ketiga, Monika Medina (19), membantah klaim bahwa mereka memperebutkan seorang lelaki di New York Post.

"Mereka akan berdebat seperti kucing dan anjing, tetapi tetap bersama seperti pencuri ... Ikatan Amanda dan Anna adalah salah satu yang paling ketat. Tak terpisahkan!" ujarnya.

"Kami tidak percaya ini adalah tindakan cemburu atau [dilakukan] dengan sengaja. Kami yakin dia tidak melakukan hal seperti itu," kata Medina, yang menyatakan Amanda masih shock. 

Medina menambahkan, Anna sebelumnya tinggal bersama pacarnya selama dua setengah tahun, Luis Rivera. Sementara saudara perempuannya telah menjalin hubungan selama beberapa tahun.

Ketika dia keluar dari salah satu sidang, dua anggota keluarga terdengar berteriak "Cintailah dirimu" dan "Angkat kepalamu, sis,".

Dalam sebuah video di ruang sidang dari hari Kamis, Amanda membenarkan jadwal waktu malam itu dan mengakui bahwa kecerobohannya menyebabkan kematian saudara perempuannya. 

Bibi si kembar, Elizabeth Class, memberi tahu NBC New York, bahwa semua orang menderita.

"Ini sangat menyakitkan bagi keluarga," tambahnya.

Amanda bisa menghadapi antara tiga dan 10 tahun penjara, pada saat vonisnya pada 15 November mendatang.