RAKYATKU.COM - Fakta baru terungkap dalam kasus istri bunuh suami dan anak tiri di Apartemen Kalibata City, Kalibata, Jakarta Selatan.
Otak pembunuhan, Aulia Kesuma mengatur siasat dengan rapi. Sebelum membunuh suami,
Edi Candra Purnama alias Pupung Sadili dan anak tiri, Mohammad Adi Pradana alias Dana, Aulia sempat membeli obat tidur.
Dalam rekonstruksi, Kamis (5/9/2019), Aulia tampak mendatangi apotek. Dia membeli obat tidur 30 butir Vandres. Ada juga sarung tangan karet dan alkohol.
Obat tidur yang dibeli di apotek yang ada di Apartemen Kalibata City itu dicampur dalam minuman jus. Aulia mengaku belajar dari film-film untuk menghilangkan jejak.
Setelah itu, Aulia pergi ke minimarket di tower yang sama. Di situ, dia membeli handuk yang digunakan untuk membekap suaminya.
Aulia membeli obat dan handuk ini sebelum bertemu dengan eksekutor Agus dan Sugeng. Aulia sendiri merencanakan pembunuhan itu di dalam mobil yang diparkir di parkiran apartemen bersama tersangka Agus dan Sugeng.
Rekonstruksi ini dipimpin oleh penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Danang F Kartiko dan AKP Effendi.
Dalam rekonstruksi ini, tersangka Kelvin diperagakan oleh pemeran pengganti. Dia belum bisa ikut karena masih dirawat di rumah sakit karena mengalami luka bakar.
Aulia menyewa apartemen yang ditempati oleh Kelvin di lantai 20 Tower Mawar Apartemen Kalibata City. Aulia dan Kelvin kemudian turun sambil membawa minuman beralkohol dan jus.
Sebelumnya, Aulia sempat berbincang dengan Agus dan Sugeng sambil minum kopi di parkiran. Mereka memperbincangkan soal rencana pembunuhan tersebut.
Setelah itu, mereka kemudian ke dalam mobil yang diparkir di parkiran apartemen. Di sana sudah ada tersangka Agus dan Sugeng menunggu.
Aulia menyetir sendiri mobil. Sedangkan Kelvin duduk di sampingnya. Sementara tersangka Agus dan Sugeng duduk di belakang.
Selain Agus dan Sugeng, ada juga Rodi dan Alfat. Rodi merupakan suami dari bekas pembantu Aulia, sedangkan Alfat adalah saksi.
Selanjutnya mereka menuju ke TMP Kalibata lalu ke Penginapan Oyo di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Di sana, mereka memperagakan adegan perencanaan pembunuhan Pupung dan Dana.