Kamis, 05 September 2019 15:05

Sambil Menangis, Kakak Beradik yang Keroyok Guru di Gowa Ngaku Menyesal

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
APR (17) dan NV (20) saat diamankan di Polres Gowa, Kamis (5/9/2019).
APR (17) dan NV (20) saat diamankan di Polres Gowa, Kamis (5/9/2019).

Kakak beradik pengeroyok guru SD Negeri Pabangngiang, Kabupaten Gowa, APR (17) dan NV (20) mengaku menyesali perbuatannya.

RAKYATKU.COM, GOWA - Kakak beradik pengeroyok guru SD Negeri Pabangngiang, Kabupaten Gowa, APR (17) dan NV (20) mengaku menyesali perbuatannya.

Saat digiring polisi ke halaman Polres Gowa, APR dan NV hanya bisa menundukkan mukanya. Keduanya bahkan menangis terisak seolah menyesali apa yang sudah dilakukan. 

Di hadapan polisi, tersangka APR melontarkan permintaan maafnya kepada masyarakat Gowa, khususnya kepada ibu guru Astinah.

"Saya minta maaf sebesar-besarnya atas tindakan saya yang kemarin terhadap wali kelas SD Pabangngiang kelas V2, saya menyesal," kata APR, Kamis (5/9/2019).

Diberitakan sebelumnya, kedua pelaku inisial APR (17) dan NV (20), warga Kecamatan Somba Opu, Gowa, ini terbukti menganiaya guru Astinah, pada Rabu (4/9/2019) kemarin.

Kejadian ini berawal saat Rahmatiah bersama dua anaknya, APR dan NV datang ke sekolah karena anaknya yang duduk di kelas lima melapor kerap dipukul temannya.

Setiba di dalam kelas, APR dan NV menjewer kuping murid yang disebut sering memukul adiknya. Keduanya melontar kata-kata kasar kepada sang murid. Mereka kemudian dibawa ke ruang kepala sekolah untuk diselesaikan secara damai.

"Saat bertemu di ruang kepala sekolah, ibu tersangka kembali marah-marah. Korban lalu menuju ruang kepala sekolah dan meminta agar masalah pemukulan adik tersangka diselesaikan di ruang kelas," kata Kapolres Gowa, AKBP Shinto Silitonga.

Kepala sekolah mengiyakan permintaan guru Astinah. Saat menuju ke ruang kelas, Rahmatiah berusaha melakukan kekerasan terhadap sang murid, namun dilindungi Astinah.

"Karena korban menghalangi, lalu tersangka NV emosi dan menyerang korban kemudian menganiaya. Melihat hal itu, adik pelaku APR ikut emosi kemudian ikut menyerang korban," bebernya.