Rabu, 04 September 2019 19:05

Peluru Tembus Rompi, Tentara Malaysia Ini Tewas Tertembak Saat Sesi Latihan

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Mayor Mohd Zahir Armanya
Mayor Mohd Zahir Armanya

Rabu, 4 September 2019. Sedianya pukul 08.30 menjadi hari menggembirakan. Pasalnya, di Kamp Lok Kawi, Kota Kinabalu, Malaysia, digelar peluncuran Divisi Kelima Infanteri Malaysia.

RAKYATKU.COM, MALAYSIA - Rabu, 4 September 2019. Sedianya pukul 08.30 menjadi hari menggembirakan. Pasalnya, di Kamp Lok Kawi, Kota Kinabalu, Malaysia, digelar peluncuran Divisi Kelima Infanteri Malaysia.

Namun, perayaan itu berubah menjadi kematian yang mengerikan, saat seorang tentara tewas tertembak dalam sesi latihan dan demonstrasi terkait peluncuran Divisi Kelima Infanteri.

Mayor Mohd Zahir Armanya, sudah mengenakan rompi anti peluru. Putra komedian veteran, AR Badul itu pun mantap mengikuti skenario latihan.

Mayor Mohd Zahir Armanya berperan sebagai penjahat dalam demonstrasi itu.

Menurut NST, almarhum sepenuhnya dilengkapi dengan kemeja putih, rompi anti peluru dan masker.

Demonstrasi itu dimulai saat Mohd Zahir melepaskan tembakan ke sekelompok tentara dari jarak dekat. Sebagai bagian dari tindakan tersebut, seorang prajurit juga menembakkan peluru kepada korban.

Mendapat tembakan, Zahir langsung jatuh terlentang dan diseret oleh dua tentara. 

Rekan-rekannya mengira itu bagian dari skenario ketika Zahir tak bergerak. Tapi saat mereka memeriksanya, rekan-rekannya mulai khawatir, ketika Zahir tidak sadarkan diri.

Zahir dilarikan ke Rumah Sakit Queen Elizabeth, namun nyawanya tak tertolong.

AR Badul sejak itu merilis pernyataan tentang kematian tragis putranya:

“Saya menerima ujian ini dari Allah. Apa yang terjadi adalah dia tertembak saat sesi latihan pagi ini. Rompi anti peluru yang dipakainya tidak tahan terhadap tembakan, dan ini sangat menyedihkan.”

Menurut halaman Facebook Informasi Tempur, sesi latihan untuk demonstrasi berjalan dengan lancar dan sesuai rencana pada 26 Agustus. Sehingga semua yang menghadiri peluncuran benar-benar terkejut setelah kematian prajurit yang tidak terduga pada hari demo yang sebenarnya.

Kematian Mohd Zahir datang sebagai tragedi khususnya bagi keluarganya. Dia meninggalkan istrinya, Nourshafinar Harun, dan tiga anak, salah satunya adalah bayi laki-laki berusia enam bulan.