Rabu, 28 Agustus 2019 23:16

Rusuh di Deyai Papua, Begini Kronologi Tewasnya Anggota TNI di Atas Kijang Super

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Serda Ricson menjadi korban unjuk rasa anarki di kantor bupati Deiyai, Rabu (28/8/2019).
Serda Ricson menjadi korban unjuk rasa anarki di kantor bupati Deiyai, Rabu (28/8/2019).

Unjuk rasa yang berakhir ricuh di Kantor Bupati Deiyai, Papua mengakibatkan satu anggota TNI tewas, Rabu (28/8/2019).

RAKYATKU.COM - Unjuk rasa yang berakhir ricuh di Kantor Bupati Deiyai, Papua mengakibatkan satu anggota TNI tewas, Rabu (28/8/2019).

Anggota TNI yang tewas bernama Serda Ricson. Dia mengalami luka terbuka pada bagian kepala. Diduga akibat terkena senjata tajam sejenis parang.

Tidak hanya itu, Ricson juga mengalami luka panah pada bagian kepala. Ricson tewas di atas mobil kijang berwarna hitam.

Selain satu personel TNI tewas, lima petugas lainnya mengalami luka cukup parah.

Sertu Sunendra dari TNI terkena panah pada bagian pantat dan punggung sebelah kanan. Lalu, Serka Arif Y terkena senjata tajam sejenis parang di bagian kepala dan pelipis.

Sementara tiga anggota Polri yang terluka, yakni Bripda Dedi (terkena panah pada bagian leher), Bripka Rifki (terkena panah pada bagian tangan kiri), dan Barada Akmal (terkena panah di bagian punggung belakang).

Unjuk rasa itu bermula sekitar pukul 13.00 WIT. Sekitar 100 orang melakukan aksi di kantor bupati Deiyai terkait isu rasisme dan intimidasi terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya.

Unjuk rasa dipimpin Stevanus Pigai, ketua KNPB Wilayah Kabupaten Deiyai. 

Pada pukul 14.00 WIT, ada massa tambahan sekitar 1000-an orang dari beberapa wilayah berkumpul di lapangan Wagete, Kabupaten Deiyai. Sambil membawa senjata tradisional panah, parang, dan batu, mereka bergerak menuju kantor bupati Deiyai.

Di kantor bupati, massa terprovokasi sehingga melakukan aksi anarki. Mereka melempari aparat keamanan dan kantor bupati. 

Aparat keamanan berusaha untuk meredam dan menghentikan aksi massa, tetapi massa semakin brutal dan membabi buta.

Kodam XVII/Cenderawasih langsung mengevakuasi korban ke RS Paniai untuk mendapatkan pertolongan medis dan mengevakuasi korban meninggal dunia ke Nabire serta melakukan koordinasi dengan Polda Papua untuk langkah pengamanan selanjutnya. 

Situasi baru bisa dikendalikan sekitar pukul 16.00 WIT. Aparat keamanan TNI/Polri saat ini masih melaksanakan pengamanan dilokasi dan fasilitas umum untuk mengendalikan situasi di wilayah Kabupaten Deiyai. 

Sebelum menyerang aparat, 1.000-an orang bersenjata tajam berupa panah, tombak dan parang datang bergabung dengan pendemo yang sudah ada sebelumnya sambil menari waita (tarian adat perang).

Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Papua, Kompol Anton Ampang mengatakan, ada di antara massa yang memprovokasi dengan teriakan-teriakan, namun anggota yang melaksanakan pengamanan tidak terprovokasi.

Tiba-tiba massa melakukan penyerangan dan penganiayaan kepada anggota TNI yang berada di mobil kijang super di samping kantor Bupati Deiyai. Saat itu anggota yang melaksanakan pengamanan berupaya menghentikan tindakan kekerasan yang dilakukan massa.