Selasa, 27 Agustus 2019 17:43

Pak Ogah Kembali Marak di Makassar, Aparat Abaikan Instruksi Gubernur?

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Pak Ogah yang dibina polisi. Masih lebih banyak yang liar.
Pak Ogah yang dibina polisi. Masih lebih banyak yang liar.

Beberapa ruas jalan di Kota Makassar kembali ramai pak ogah. Instruksi Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah sudah dilupakan bawahannya?

RAKYATKU.COM - Beberapa ruas jalan di Kota Makassar kembali ramai pak ogah. Instruksi Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah sudah dilupakan bawahannya?

Nurdin Abdullah pernah mengintruksikan Dinas Perhubungan dan Dinas Sosial untuk melakukan penertiban pak ogah. Itu terjadi pada Januari 2019. 

Intruksi tersebut pun nampaknya berefek dengan baik. Hanya saja tidak bertahan lama.

Saat ini, pak ogah kembali beraksi di beberapa persimpangan jalan di Kota Makassar. Misalnya, Jalan Veteran Selatan, Jalan Perintis Kemerdekaan, dekat kampus UIM, dan Urip Sumoharjo. 

Selain itu, pak ogah juga ramai di Jalan Hertasning, dekat kantor Dinas Pendidikan Kota Makassar, simpang Jalan Sultan Alauddin-Jalan Emmy Saelan, dan di depan kampus Unismuh yang tak jauh dari kantor Dinas Perhubungan Kota Makassar. 

Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar, Muh Mario Said yang dikonfirmasi terkait kembali maraknya aksi pak ogah menyebut baru mengintruksikan bawahannya untuk melakukan penertiban. 

"Saya sudah sampaikan ke anggota untuk melakukan penertiban dalam waktu dekat. Kami juga akan berkoordinasi dengan PM biar lebih aman," ungkap Mario.

Mario juga menyebut akan berkoordinasi dengan Sekda Kota Makassar dalam penanganan maraknya pak ogah. Hal ini lantaran menyelesaikan pak ogah berkaitan dengan instansi lain. 

"Kami juga akan koordinasi dengan asisten atau sekda untuk mencari jalan keluar. Persoalan pak ogah tak cukup hanya sekadar ditangkap. Karena kalau petugas tidak ada, mereka akan kembali lagi," tambahnya.

Lebih jauh, menurut Mario perlu ada bimbingan atau pendampingan khusus terhadap para pak ogah.

"Mereka perlu diberdayakan. Cuma mungkin karena mereka tak punya skill sehingga menjadi pak ogah. Sekiranya ada wadah untuk mengajarkan mereka keterampilan itu akan lebih baik," bebernya.