RAKYATKU.COM - Iran telah menembakkan rudal uji coba baru di tengah meningkatnya ketegangan antara Negara Timur Tengah dan Amerika Serikat.
Mayor Jenderal Hossein Salami, komandan Pengawal Revolusi negara itu, mengumumkan senjata baru itu telah diuji pada Sabtu pagi, dikutip dari Mirror Online, Minggu (25/8/2019).
"Negara kami selalu menjadi arena untuk menguji berbagai sistem pertahanan dan sistem strategis dan ini adalah gerakan tanpa henti menuju pertumbuhan kekuatan pencegah kami," kata Salami.
"Dan kemarin adalah salah satu hari yang sukses bagi bangsa ini."
Sedikit bukti telah diberikan untuk uji coba rudal "sukses", dengan berita tentang peluncuran datang melalui kantor berita semi resmi, Tasnim, yang memiliki hubungan dekat dengan Garda.
Badan itu mengatakan Jenderal Salami mengatakan kepada sekelompok ulama tentang peluncuran itu.
Ketika kesepakatan nuklir kedua negara terus berantakan, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan "pembicaraan tidak berguna" pada pembukaan sistem rudal darat-ke-udara Bavar-373 pada hari Kamis.
"Sekarang musuh kita tidak menerima logika, kita tidak bisa menanggapi dengan logika," kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi, Times of Israel melaporkan.
Sejak 1992, Iran telah mengembangkan industri pertahanan dalam negeri.
Hubungan antara Iran dan AS telah berantakan sejak mantan Presiden AS Barrack Obama menegosiasikan kesepakatan pada 2015, mencabut sanksi yang melumpuhkan di negara itu sebagai imbalan atas penurunan skala industri nuklirnya.
Tak lama setelah Donald Trump diresmikan, ia kembali menjatuhkan sanksi terhadap Iran, dengan alasan kesepakatan itu tidak cukup untuk membatasi program rudal balistiknya.
Sejak itu dia hanya membuat sedikit kemajuan dalam menegosiasikan kesepakatan baru yang lebih baik, dengan ketegangan meningkat ketika negara itu berhadapan.
Iran menembak jatuh pesawat pengintai militer AS di Teluk dengan rudal darat ke udara pada Juni.