RAKYATKU.COM - YouTube telah menonaktifkan 210 channel yang tampaknya terlibat dalam operasi terkoordinasi sepanjang protes Hong Kong, beberapa hari setelah kampanye serupa di Twitter dan Facebook dibongkar.
Shane Huntley, seorang pemimpin keamanan di Google mengatakan, penemuan channel itu konsisten dengan pengamatan dan tindakan baru-baru ini terkait dengan China yang diumumkan oleh Facebook dan Twitter, dikutip dari Sky News, Jumat (23/8/2019).
Situs media sosial menghapus akun pada hari Senin yang mereka katakan telah terlibat dalam kampanye yang didukung negara untuk melemahkan demonstrasi di Hong Kong.
Protes dimulai pada Juni sebagai penentangan terhadap RUU yang akan memungkinkan tersangka diekstradisi ke daratan Tiongkok untuk diadili. RUU itu telah ditangguhkan tetapi protes terus membengkak ke seruan yang lebih luas untuk demokrasi.
Pemerintah China telah melarang Twitter, Facebook dan YouTube di daratan tetapi platformnya tersedia di Hong Kong.
Para pengguna mengecam ketiga perusahaan tersebut karena menunjukkan iklan dari media yang dikontrol pemerintah seperti China Central Television (CCTV) yang mengkritik demonstran.
Beberapa pengguna Twitter dan Reddit dari Hong Kong telah berbagi tangkapan layar yang memperlihatkan iklan CCTV anti-protes muncul di YouTube.
Situs streaming mengatakan akan memperluas pelabelan outlet yang didukung China tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
YouTube saat ini menempatkan penafian pada konten dari stasiun yang didanai pemerintah termasuk CCTV, Xinhua dan CGTN tetapi tidak menyertakan satu untuk konten dari surat kabar China seperti People's Daily, Global Times dan China Daily.