Kamis, 08 Agustus 2019 11:45

Habib Rizieq Disebut Menyerobot Doa di Pemakaman Mbah Moen

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Habib Rizieq Syihab. Ist
Habib Rizieq Syihab. Ist

Imam besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Syihab hadir dalam pemakaman ulama karismatik KH Maimun Zubair atau Mbah Moen di Al Ma'la Makkah. 

RAKYATKU.COM - Imam besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Syihab hadir dalam pemakaman ulama karismatik KH Maimun Zubair atau Mbah Moen di Al Ma'la Makkah. 

Narasi yang berkembang di media sosial kemudian menyebut Habib Rizieq yang memimpin pembacaan doa pemakaman. Namun hal tersebut ditepis Dubes Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel.

Agus awalnya bercerita mengenai suasana jemaah yang turut hadir di pemakaman Mbah Moen. Menurut dia, Habib Rizieq saat itu berada di lubang makam yang salah.

"Saya lihat MRS (Muhammad Rizieq Shihab) memang hadir sejak awal dan berkerumun di lubang yang salah. Saya tahu nomer lubang karena yang mengurus di Provinsi Mekah adalah tokoh NU Saudi yaitu, KH Dr Fahmi, Dr Fahmi lah yang menemui pejabat provinsi Mekah dan dipastikan Mbah Moen dimakamkan di posisi yang sangat strategis di kompleks Ma'la," tuturnya. 

Agus mengaku menggotong langsung jenazah Mbah Moen bersama santrinya bernama Muhlisin dan KH Syarif Rahmat. Saat jenazah hendak diturunkan ke liang lahat, banyak jemaah yang berebut untuk menyentuh keranda.

Kemudian terdengar seseorang yang membacakan talkin setelah proses pemakaman Mbah Moen selesai. Setelah itu, Habib Rizieq langsung membacakan doa dengan suara keras. 

"Selanjutnya tanpa aba-aba, Habib MRS membacakan doa dengan suara keras di tengah kerumunan jemaah. Setelah itu baru saya bisa masuk ke kerumunan bersama Bapak Menteri Agama dan kemudian kita berdoa bersama-sama untuk Mbah Moen dan Pak Menag berpesan kepada kita untuk selalu meneladani Mbah Moen," ujarnya. 

Agus menyesalkan Habib Rizieq yang membacakan talkin di pemakaman Mbah Moen. Menurut Agus, tindakan tersebut sangat tidak etis.

"Ini yang saya sebut sebagai 'ketidak-etisan'. Meski saya muda saya ini jadi Bapak seluruh WNI yang ada di Arab Saudi dan saya sebagai shohibul bait (yang punya hajat). Saya heran ada orang tanpa koordinasi dengan shohibul bait memposisikan diri sebagai pembaca doa," bebernya dilansir Detikcom.

Pada prinsipnya, Agus tidak mempersoalkan ada orang yang berdoa di makam Mbah Moen. Namun, menurut Agus, ada budaya di NU yang harus dihormati oleh semua pihak.

"Dalam tradisi NU, ulama kalau disuruh berdoa masih memakai budaya ewuh-pekewuh, yang senior biasanya yang didorong untuk berdoa dan kiai-kiai yang junior mendampingi. Lha ini kok ada yang main serobot doa tanpa izin shahibul bait yang punya tanggungjawab mulai proses perizinan sampai pemakaman seorang yang sangat dihormati oleh Umat Islam di Indonesia khususnya Nahdlatul Ulama. Ini tak etis dan tidak dikenal dalam tradisi pesantren," bebernya.