RAKYATKU.COM - Bila hukuman ini diberlakukan di Indonesia, masih adakah yang siap jadi wali kota atau bupati?
Praktik menghukum pejabat yang ingkar janji kampanye ini sudah menjadi tradisi bagi warga di negara bagian Chiapas, Meksiko bagian selatan.
Seperti dilansir Mexico Daily News, Rabu (7/8/2019), pada Mei lalu, seorang Wali Kota di Siltepec, yang masih masuk negara bagian Chiapas, diikat ke tiang oleh warga setempat yang marah terhadapnya karena tidak menepati janji kampanyenya.
Hal ini berawal saat Wali Kota Siltepec yang bernama Pedro Damian Gonzalez Arriaga ini mengunjungi kota La Laguna. Dia datang untuk menaksir kebutuhan konstituennya.
Saat itu, warga meminta tunjangan kesejahteraan dan aspal sepanjang dua kilometer di jalanan kota La Laguna.
Namun, Gonzalez menjelaskan bahwa investasi semacam itu akan memicu ketidakseimbangan dalam anggaran pemerintah kota.
Gonzalez lantas menawarkan untuk mengaspal jalanan kota sepanjang satu kilometer saja. Dia juga menyatakan akan berupaya keras mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memenuhi tuntutan warga.
Dia lantas kembali ke kantornya, tetapi diikuti oleh sekelompok warga yang masih tidak puas dengan tawarannya.
Warga kemudian membawa paksa Gonzalez dan empat stafnya keluar kantor, lalu mengikat Gonzalez ke sebuah tiang yang ada di alun-alun utama Siltepec.
Selain memaksa pejabat mengenakan pakaian wanita di depan umum, warga juga pernah mengikat seorang wali kota di tiang di alun-alun kota.
Warga setempat mengaku kesal dengan Gonzalez yang dianggap gagal memenuhi komitmen yang disampaikannya saat kampanye.
Beberapa komitmen di antaranya adalah infrastruktur publik dan pengaspalan jalanan, selain proyek-proyek pekerjaan umum lainnya.
Warga juga menuduh Gonzalez menggunakan uang rakyat untuk memperindah gedung Balai Kota yang menjadi kantornya.
Dikutip dari Mexico Daily News, ini adalah aksi kedua. Tiga pekan sebelumnya, dia diperlakukan serupa oleh warga setempat.
Warga setempat dalam keterangannya mengakui sempat mengancam untuk meningkatkan aksi mereka dengan mencukur kepala Gonzalez 'seperti domba' dan mengaraknya keliling kota, jika gagal memenuhi tuntutan warga dan gagal menepati janji yang dibuatnya.
Insiden terbaru di San Andres Puerto Rico, yang terletak di Huixtan, Chiapas, melibatkan seorang Wali Kota dan salah satu pejabat lokal yang dipaksa memakai pakaian tradisional wanita karena dianggap gagal memenuhi janji kampanye.
Salah satu janji itu adalah mengalokasikan dana 3 juta peso atau Rp2,1 miliar bagi pembangunan sistem perairan di kota tersebut.
Wali Kota bernama Javier Sebastian Jimenez Santiz dan seorang pejabat lokal lainnya, Luis Ton, disandera warga sejak Jumat (2/8/2019) lalu dan baru dilepaskan pada Selasa (6/8/2019) waktu setempat.
Mereka diarak keliling kota setelah didandani dengan pakaian tradisional wanita.