RAKYATKU.COM - Persija punya modal kemenangan 1-0 pada leg pertama Piala Indonesia. Namun, PSM lebih berpeluang juara, bahkan memborong gelar.
Di ajang Liga 1, Persija Jakarta saat ini berada di zona degradasi. Belum pernah ada sejarah di Indonesia, tim papan bawah tiba-tiba meraih gelar juara bergengsi.
Tim besutan Julio Banuelos itu hanya butuh hasil imbang untuk mengunci gelar juara di Makassar.
Namun, tentu tidak mudah meraih gelar juara di Makassar. Apalagi Ismed Sofyan dan kawan-kawan sudah satu pekan lebih berkutat di zona degradasi Liga 1.
Persija kini duduk di posisi ke-17 dengan tujuh poin dari delapan laga. Cuma ada satu kemenangan yang didapat Persija.
Selain sebagai tim yang mendekam di zona degradasi, Persija datang ke Makassar juga dengan situasi tertekan. Mereka cuma punya jeda dua hari menuju kickoff lawan PSM, setelah sebelumnya bertanding imbang 2-2 melawan Arema FC di Liga 1 2019, Sabtu (3/8/2019).
PSM justru punya jeda yang lebih panjang. Total ada empat hari waktu kosong sejak kalah 0-1 dari Bali United menuju duel pamungkas dengan Persija.
PSM butuh kemenangan minimal 2-0 untuk membalikkan keadaan. Dengan didukung puliuhan ribu suporternya, bukan tak mungkin PSM tak bisa mencapainya.
Borong Gelar
PSM tak hanya berpeluang meraih juara Piala Indonesia untuk pertama kalinya. Tim Pasukan Ramang punya peluang memborong dua gelar lainnya.
Bek sayap, Zulham Zamrun berpeluang menjadi top skor Piala Indonesia 2018. Dia kini disaingi striker Persebaya, Amido Balde.
Selain berpeluang meraih gelar top skor, Zulham juga masuk nominasi pemain terbaik bersama tiga pemain PSM lainnya.
Mereka adalah M Rahmat, Rasyid Bakri, dan Asnawi Mangkualam. Asnawi juga masuk bursa calon pemain muda terbaik Piala Indonesia 2018.
Keempat pemain PSM itu bersaing dengan tiga pemain dari Persija Jakarta, yakni Tony Sucipto, Riko Simanjuntak, dan Ismed Sofyan.
Sedangkan, untuk daftar kandidat pemain muda terbaik 2018, dua nama lain mendampingi Asnawi. Ada Terens Puhiri dan Ambrizal Umanailo dari Borneo FC.
Daftar nominasi pemain terbaik tersebut dirilis PSSI di situs resminya pada 27 Juli lalu.
Direktur Teknik PSSI, Danurwindo mengatakan, pemain dipilih berdasarkan kontribusi besar di dalam tim dan menjadi role model.
"Selain itu pemain yang punya teknik, taktik, dan skill yang tinggi," ujar Danurwindo.
"Lalu menjadi pembeda di dalam tim, kehadirannya selalu jadi inspirasi tim dan cerdas dalam bermain."
"Pemain juga harus selalu bersikap fair play dan sikap dilapangan selalu fair, serta membawa timnya ke puncak pertandingan final," tambahnya.