Senin, 05 Agustus 2019 11:55

Soal Hak Angket, Aktivis Ini Bilang: "Itu Kepentingan Pribadi Oknum Anggota Dewan yang Haus Kekayaan

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Nur Alim
Nur Alim

Aktivis mahasiswa Sulsel, Nur Alim menanggapi perihal proses sidang hak angket, yang diajukan DPRD Sulawesi Selatan terhadap sejumlah kebijakan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdul

RAKYATKU. COM, MAKASSAR - Aktivis mahasiswa Sulsel, Nur Alim menanggapi perihal proses sidang hak angket, yang diajukan DPRD Sulawesi Selatan terhadap sejumlah kebijakan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaiman.

Menurut Nur Alim, selama proses pemeriksaan yang bergulir di sidang hak angket ini, mulai terungkap fakta baru.

"Terungkap DPRD Sulsel ngotot memperpanjang kasus hak angket ini, untuk menyerang Gubernur dan Wakil Gubernur. Padahal Gubernur fokus bekerja untuk Sulsel," ungkapnya, Senin (5/8/2019).

Bahkan di sepuluh bulan kepemimpinan pasangan berjargon Prof Andalan ini kata dia, sudah membuktikan beberapa pencapaiannya.

Di antaranya, perintisan jalan menuju Seko di Luwu Utara, pembangunan bandara Tana Toraja, serta yang terbaru Gubernur Nurdin Abdullah berhasil meyakinkan PT. GMTD Tbk untuk menyerahkan aset lahan Stadion Barombong dan Jalan Metro Tanjung Bunga sepanjang 7 kilometer.

"Namun di awal kepemimpinan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman ini, menuai banyak tantangan termasuk hak angket. Seharusnya kita harus mendukung program kerja yang dilakukan demi kemajuan Sulawesi Selatan," cetusnya.

Mengenai pencopotan beberapa pejabat, Alim menganggap, bahwa kebijakan Gubernur Sulsel itu pun pasti didasari oleh alasan yang jelas.

"Beberapa waktu lalu, Gubernur Sulsel mengungkapkan bahwa pencopotan ini atas rekomendasi dari KPK. Namun bukannya mendukung, sidang hak angket ini terus menyoroti kesalahan Gubernur," tandasnya.

"Dalam hak angket ini, kita tahu kepentingan-kepentingan besar anggota dewan saya nilai ini tak lari dari kepentingan pribadi ataupun kelompok-kelompok oknum anggota dewan, yang haus akan kekayaan," pungkasnya.