Minggu, 04 Agustus 2019 20:14

Fakta di Balik Aksi Ormas yang Tarik Buku Berbau Marxisme hingga Komunis di Makassar

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto/Ist.
Foto/Ist.

Aksi organisasi massa (Ormas) yang melakukan aksi razia buku di Gramedia yang berada di salah satu mal di Makassar mendadak viral.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Aksi organisasi massa (Ormas) yang melakukan aksi razia buku di Gramedia yang berada di salah satu mal di Makassar mendadak viral.

Dalam sebuah video yang tersebar di Medsos, aksi tersebut dilakukan Ormas Brigade Muslim Indonesia (BMI) Sulsel. 

Tampak dalam video tersebut mereka mengumpulkan buku-buku yang diduga berpaham Marxisme, Lenimisme dan Komunisme.

Ketua BMI Sulsel, Muhammad Zulkifli yang dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Katanya, pihaknya melakukan itu dengan dasar hukum yang menjadi acuannya.

"Dalam Tap MPRS Nomor XXV 1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia dan juga pelarangan ajaran atau doktrin bermuatan komunisme atau Marxisme, Lenimisme, ini jadi acuan kami," kata Zulkifli, Minggu (4/8/2019).

Menurutnya, saat datang ke Gramedia untuk menarik buku-buku tersebut, pihaknya terlebih dahulu memperlihatkan dasar hukum Tap MPRS Nomor XXV 1966 tersebut.

"Kami menganggap salah satu cara menyebarkan paham Marxisme. Lenimisme dan Komunisme adalah dengan penjualan buku," bebernya.

Zulkifli menyebut, saat razia pihak Gramedia juga sepakat untuk menarik dan tidak lagi menjual buku-buku tersebut.

Ia pun mengimbau pemilik toko buku di Makassar agar tidak lagi memperjualbelikan buku-buku yang berpaham komunisme tersebut.

Zulkifli mengaku bukan kali pertama pihaknya merazia buku-buku itu. Bahkan kata dia, sudah ada ratusan buku ditarik dari Gramedia. 

Pihaknya, kata dia, tidak berhenti sampai di sini. Mereka akan terus merazia buku yang semacamnya. 

"Pasti kita cari semua yang terindikasi menyebarkan paham itu, akan kami cari dan kami akan terus memberi pemahaman kepada pemilik toko tentang bahaya pemahaman ini," tutupnya.

View this post on Instagram

Organisasi yang menamai diri mereka BRIGADE MUSLIM INDONESIA, pada 03 Agustus 2019 mendatangi toko buku terbesar di Indonesia yaitu Gramedia. Mereka menyisir buku2 layaknya badan sensor, kemudian membawa beberapa buku yang dituding mengajarkan Marxisme & Leninisme untuk tidak dijual di Gramedia lagi. Ini benar-benar preseden buruk bagi nalar kritis dan demokrasi Indonesia. Ada kelompok masyarakat yang memerankan diri seolah memiliki wewenang untuk mengatur apa yang layak dibaca dan apa yang tidak boleh dibaca masyarakat. Melarang buku, berarti melarang orang mendapatkan ilmu pengetahuan = melarang orang menjadi cerdas. Bagaimana pendapat kawan-kawan? Kemarin lapak baca yang bukunya disita oleh aparat, sekarang kelompok masy yang melarang peredaran buku.

A post shared by Media Tanah Merdeka (@tanah.merdeka) on