Minggu, 04 Agustus 2019 19:24

Di Ujung Napas, Pasangan Lansia Bergenggaman Tangan di Bangsal Rumah Sakit

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Peng (kiri),memandang wajah suaminya, Gao. "Orang tua...orang tua...bangun," teriaknya pelan.
Peng (kiri),memandang wajah suaminya, Gao. "Orang tua...orang tua...bangun," teriaknya pelan.

"Sampai kita terpisah dari kematian." Itu janji Gao kepada istrinya, Peng saat mengikat janji pada 57 tahun lalu.

RAKYATKU.COM, TIONGKOK - "Sampai kita terpisah dari kematian." Itu janji Gao kepada istrinya, Peng saat mengikat janji pada 57 tahun lalu.

Pasangan lansia dari Shenzhen, Tiongkok itu, sudah di ujung napas. Keduanya dilarikan ke rumah sakit. 

Peng (istri) dirawat di rumah sakit pada 8 Juli 2019, karena dia menderita pendarahan otak. Sementara Gao (suami) mengalami serangan jantung pada 17 Juli 2019. Keduanya dikirim ke Rumah Sakit Universitas Hong Kong-Shenzhen untuk perawatan.

Sang istri terbangun dari operasinya pada 27 Juli 2019, dan mendapati suaminya dirawat di ICU. Mengetahui bahwa ini mungkin kesempatan terakhir baginya untuk bertemu dengan suami tercinta, Peng meminta staf rumah sakit, untuk membawanya ke ICU Gao.

Meskipun Peng belum pulih dari operasinya, staf rumah sakit setuju untuk mengabulkan keinginannya. Karena itu, mereka mendorong ranjangnya ke ICU Gao, dan meletakkan ranjang mereka berdampingan satu sama lain.

Bersemangat untuk melihat suaminya, mungkin untuk terakhir kalinya, Peng memegang tangannya sambil dengan lembut menatap wajah sang suami.

Putri mereka mengatakan, kondisi Gao sangat parah setelah dia pingsan karena serangan jantung. Dia belum bangun sejak saat itu. Dia dengan hati-hati menyampaikan berita kepada ibunya, yang pulih di bangsalnya, karena dia tahu ayahnya mungkin tidak dapat melakukannya.

"Orang tua... Orang tua...bangun," Peng dengan pelan memanggil suaminya, meskipun dia tahu bahwa Gao tidak akan membuka matanya.

Reuni yang menyayat hati dengan suaminya hanya berlangsung selama 10 menit, karena putri mereka tidak ingin membanjiri Peng. Mereka berhati-hati tentang emosi Peng, dan mereka tidak ingin memperburuk kondisinya.

“Awalnya, aku tidak berharap staf rumah sakit setuju untuk mengirim ibuku ke bangsal ICU ayahku. Saya benar-benar bersyukur karena mereka tidak hanya setuju untuk melakukannya, tetapi mereka juga mengambil tindakan segera. Saya lebih lega sekarang, dan beban telah terangkat karena ibu harus melihat ayah untuk terakhir kalinya," ujar sang putri.

Pasangan tua seperti mereka membuat kita percaya, bahwa cinta sejati memang ada.