RAKYATKU.COM, TEXAS - Sebelum melakukan pembantaian massal di Texas Walmart yang menewaskan sedikitnya 20 orang, pelaku penembakan memposting manifesto rasis yang penuh kebencian.
Laporan telah mengidentifikasi penembak di Walmart di El Paso adalah Patrick Crusius (21), dari Allen, Texas.
Sebuah dokumen diposting di situs web sekitar 90 menit sebelum mengamuk, di mana tersangka berbicara tentang 'invasi' imigran Latin ke negaranya.
Akun Twitter milik Crusius ditutup pada Sabtu malam. Tweet pada akun tersebut telah memuji Presiden Donald Trump dan, khususnya, upayanya untuk membangun tembok di sepanjang perbatasan AS-Meksiko.
Itu juga menampilkan gambar senjata yang diatur dengan mengeja "Trump".
Pihak berwenang belum secara publik mengkonfirmasi identitas tersangka setelah penembakan massal di dekat Cielo Vista Mall.
Sebanyak 3.000 orang berbelanja saat itu pada hari Sabtu yang sibuk. Mal ini berjarak sekitar lima mil dari pos pemeriksaan perbatasan utama dengan Ciudad Juarez, Meksiko.
Gambar CCTV dikatakan sebagai pria bersenjata dan disiarkan di media AS menunjukkan, seorang pria dengan T-shirt gelap mengenakan pelindung telinga dan mengacungkan senapan gaya serangan.
Polisi telah berkeliaran di sekitar sebuah rumah yang diidentifikasi milik keluarga Crusius di Allen, sebagian besar wilayah kulit putih Dallas - sekitar 650 mil sebelah timur penembakan.
Tetangga menggambarkan Crusius sebagai 'sangat penyendiri, sangat tahan diri' dan 'seseorang yang tidak banyak berinteraksi dengan siapa pun.'
Mantan teman sekelasnya di SMA Plano, Jacob Wilson, mengatakan tersangka 'sangat kuat' di kelas dan akan mencoba 'mengambil alih.' Namun, anak-anak lain menolak untuk bekerja bersamanya karena dia 'mudah tersinggung dan pemarah.'
Wilson menambahkan, Crusius sering 'dipilih' karena cara dia berbicara.
Tersangka ditahan di El Paso, Texas Ini merujuk pada 'Penggantian Besar' yang merupakan teori supremasi kulit putih, yang mengklaim orang-orang keturunan Eropa sedang kewalahan.
'Manifesto' itu dilaporkan mengatakan: "Bahkan jika target non-imigran lainnya akan memiliki dampak yang lebih besar, saya tidak bisa memaksa diri untuk membunuh sesama warga Amerika saya.
"Singkatnya, Amerika membusuk dari dalam ke luar dan cara damai untuk menghentikan ini tampaknya hampir mustahil.
"Kebenaran yang tidak menyenangkan adalah bahwa para pemimpin kita, baik Demokrat maupun Republik, telah mengecewakan kita selama beberapa dekade."