Minggu, 04 Agustus 2019 15:25

Rahmad Diduga Masih Hidup Saat Diceburkan ke Dalam Sumur dengan 20 Batu Pemberat

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Rahmad Bhayangkara semasa hidup.
Rahmad Bhayangkara semasa hidup.

Susanti (35) sedang mencari barang bekas, sore itu, Jumat, 2 Agustus 2019 lalu, sekitar pukul 15.30 WIB. Dia lalu mengembangkempiskan hidungnya. Ada bau tak sedap dia cium. 

RAKYATKU.COM, PALEMBANG -- Susanti (35) sedang mencari barang bekas, sore itu, Jumat, 2 Agustus 2019 lalu, sekitar pukul 15.30 WIB. Dia lalu mengembangkempiskan hidungnya. Ada bau tak sedap dia cium. 

Arahnya dari sebuah sumur di komplek perumahan Handayani, Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Susanti kemudian mendekati sumur tersebut. Dia melongokkan kepalanya ke dalam. Alangkah kagetnya dia melihat sesosok jasad mengapung dan sudah dalam keadaan membusuk.

"Mmmmayattt!!! mayat!!!!," teriaknya ke arah warga sambil menunjuk ke arah sumur.

Warga kemudian berkerumun. Sebagian memanggil polisi.

“Kita cepat mendapatkan identitasnya, karena keluarganya pernah melaporkan bahwa yang bersangkutan hilang beberapa hari lalu," ujar Kapolsek Talang Kelapa Banyuasin Komisaris Polisi Irwanto.

"Ciri-cirinya cocok. Saat memanggil orang tuanya, mereka mengenali bahwa mayat itu memang Rahmad,” tambahnya.

Ternyata, mayat tersebut benar adalah Rahmad Bhayangkara (16), siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Palembang. 

Jasadnya diangkat. Kondisinya sangat memprihatinkan. Mayat remaja asal Jalan Sukorejo Lorong Rambutan, Kelurahan Sukodadi, Kecamatan Sukarami, Palembang itu tewas dengan tangan terikat.

“Saat ditemukan jenazah dalam kondisi busuk. Tubuhnya diikat menggunakan selimut dan diisi sejumlah batu untuk pemberat. Diduga korban pembunuhan,” kata dia.

Untuk memastikan penyebab kematian korban, polisi telah mengevakuasi jenazah ke Instalasi Forensik RS Bhayangkara Palembang untuk keperluan visum dan autopsi.

Berdasarkan pemeriksaan sementara, korban sudah tewas selama 3-5 hari sebelum ditemukan.

“Jenazah dibawa ke RS Bhayangkara untuk visum, memastikan penyebab kematian. Selagi penyidik memulai penyelidikan terhadap penemuan jenazah ini,” ujar Irwanto.

Rahmad ternyata sudah 4 hari hilang dari rumah. Pada saat dievakuasi dari sumur, kondisi korban dalam keadaan tidak bernyawa dan terbungkus oleh selimut yang di dalam selimut ada ditemukan beberapa batu bata sebagai pemberat.

Kemudian tangan korban terikat oleh selang air.

Kondisi korban sudah membusuk diperkirakan sudah 4 hari.

Hal itu berdasarkan keterangan keluarga korban yang melaporkan kehilangan keluarganya dari hari Senin (29/7/2019) pukul 20.00 WIB.

Barang yang diamankan di sekitar TKP yaitu satu pasang sandal jepit, warna hitam merk swallow

satu buah kunci T, dua buah korek api, satu buah bong plastik, dan satu buah palu.

Jenazah Rahmad telah selesai menjalani visum luar di instalasi forensik rumah sakit Bhayangkara, Sabtu (3/8/2019).
Dari hasil pemeriksaan, diduga korban dimasukkan ke dalam sumur dalam keadaan masih bernyawa.

"Diduga korban masih hidup saat dimasukkan dalam sumur. Tapi apakah dia dalam kondisi pingsan atau sadar, itu belum bisa dipastikan. Sebab tadi hanya menjalani pemeriksaan luar saja," ujar dokter forensik rumah sakit Bhayangkara, Kompol dr Mansuri Spkf.

Ditemukan pula sekitar 20 batu bata terselip di tubuh korban yang terbungkus selimut di dalam sumur.

Selain itu, juga ditemukan tanda-tanda kekerasan akibat benda tumpul di kepala korban.

"Terkait jeratan selang di tubuh korban, itu masih belum jelas untuk menjadi salah satu penyebab kematian. Karena bekas jeratan tidak begitu tegas di tubuh korban,"ujarnya.

Saat ditemui di rumah sakit Bhayangkara, kakak tiri korban, Bronto Kusuma (38) mengatakan, adiknya tersebut merupakan siswa kelas X di SMK Kejuruan Bhakti Ibu 3 kelurahan Sukodadi kecamatan Sukarami Palembang.

"Iya, dia baru masuk sekolah,"ujarnya.

Dikatakan Bronto, sebelum dinyatakan hilang, Rahmad sempat pamit pada ibunya untuk membeli sepeda motor bekas, pada senin (29/7/2019) sekitar pukul 17.00 WIB.

"Pamitnya beli motor bekas untuk praktik sekolah. Dia kan memang ambil sekolah kejuruan mesin," ujarnya.

Sempat pula ibu Rahmad menghubungi anaknya itu sekitar pukul 20.00 WIB.

Namun, itu menjadi komunikasi terakhir dengan pemuda tersebut.

"Karena sudah, habis itu sudah tidak ada kabar lagi. Apa yang dibicarakan waktu kontak terakhir, saya kurang tahu. Tapi mungkin nanya dimana lokasinya. Kira-kira seperti itu," ujarnya.

Keluarga menduga, Rahmad telah menjadi korban perampokan, pembunuhan dan disertai aksi begal.

"Karena bukan cuma nyawa Rahmad yang hilang. Motornya juga hilang. Sampai sekarang kami tidak tahu motornya dimana," kata Bronto sebagaimana dilansir dari Tribunnews.

Hingga kini, jenazah Rahmad masih berada di instalasi forensik rumah sakit Bhayangkara untuk menjalani visum.