RAKYATKU.COM - Sejumlah fakta mengejutkan terungkap dalam sidang Prada Deri Pramana (22) di Pengadilan militer I-04 Jakabaring Palembang. Prada Deri membunuh pacarnya, Fera Oktaria (21) secara keji.
Dalam sidang tersebut, keluarga korban menjadi saksi dan membeberkan sifat asli Prada Deri saat pacaran dengan Fera.
Kakak kandung korban, Putra Baladewa, memberikan kesaksian di depan majelis hakim yang dipimpin Letkol CHK Khazim.
Dalam kesaksiannya, Putra menyebut Prada Deri ??????? memiliki sifat tempramen dan selalu berbuat kekerasan.
"Dia selalu melakukan kekerasan kepada korban yang mulia, orangnya tempramen," kata Putra.
Karena sifat tempramen itu, keluarga Fera tak setuju jika Prada Deri memiliki hubungan dengan Fera. Mereka tak ingin kekerasan semakin membahayakan dan mengancam jiwa kasir minimarket itu.
"Kami ingin korban berpisah dengan dia (terdakwa)," bebernya dilansir Merdeka.
Puncaknya, keluarga menguliahkan korban ke Bengkulu dengan harapan mereka jarang bertemu dan akhirnya berpisah. Namun usaha itu gagal karena korban dijemput terdakwa.
Tak hanya kakak korban, ibunda Fera juga memberikan kesaksian dalam sidang tersebut. Suhartini melihat gelagat anaknya, Fera, yang merasa takut dengan Prada Deri.
Awal mula rasa takut itu muncul saat Fera menolak ajakan Prada Deri untuk berjalan-jalan. Sebab, Prada Deri kerap berbuat kasar dan cemburuan.
Saking takutnya, korban enggan menghadiri pelantikan terdakwa sebagai anggota TNI di Kabupaten Lahat beberapa bulan lalu. Padahal, korban dijemput orangtuanya terdakwa.
"Pernah suatu waktu karena ajakannya untuk jalan ditolak, dia (terdakwa) marah-marah, terus membenturkan kepalanya ke teralis rumah, saya kira anak saya dipukuli. Memang sering begitu, sering kasar, orangnya cemburuan," ungkap Suhartini.
Keluarga korban sempat mendapat kabar bahwa Prada Deri kabur dari pendidikan. Kabar itu diberitahukan oleh komandan dari Prada Deri. Mengetahui kabar tersebut, ibunda korban, Suhartini, berpesan agar Fera berhati-hati.
"Komandannya menelepon kakak Fera. Kami mulai curiga dan cemas. Saya pesan ke Fera hati-hati, dia ini buronan. Saya bilang pulang kerja dijemput saja, tapi dia tidak mau," pungkasnya.