RAKYATKU.COM - Pemerintah telah menetapakan Iduladha 1440 Hijriah pada Minggu (11/8/2019). Itu berarti waktu-waktu utama untuk memperbanyak amal sudah berlangsung.
Sepuluh hari pertama Zulhijah termasuk waktu-waktu yang memiliki banyak keutamaan. Berdasarkan surat Al-Ashr, para ahli tafsir menyebut 10 awal Zulhijah setara dengan 10 akhir Ramadan.
Bila 10 akhir Ramadan memiliki kemuliaan pada malam harinya, maka pada 10 awal Zulhijah memiliki keutamaan pada siang harinya. Seluruh amalan yang dilakukan lebih utama daripada jihad fi sabilillah.
Berikut ini beberapa amalan yang bisa dilakukan di 10 awal Zuhijah seperti dikutip dari Wahdah.or.id:
1. Puasa
Disunnahkan untuk memperbanyak puasa dari tanggal 1 hingga 9 Zulhijah karena Nabi mendorong kita untuk beramal saleh ketika itu dan puasa adalah sebaik-baiknya amalan saleh.
Dari Hunaidah bin Khalid, dari istrinya, beberapa istri Nabi bersabda, “Rasulullah biasa berpuasa pada sembilan hari awal Zulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), dan berpuasa tiga hari setiap bulannya, …”
Di antara sahabat yang mempraktikkan puasa selama sembilan hari awal Zulhijah adalah Ibnu ‘Umar. Ulama lain seperti Al-Hasan Al-Bashri, Ibnu Sirin dan Qatadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama.
Di antara puasa-puasa pada sepuluh hari tersebut ada puasa yang dinamakan dengan puasa ‘Arafah. Puasa ‘Arafah adalah puasa yang dilaksanakan bertepatan dengan waktu wukufnya para jemaah haji di ‘Arafah.
Berpuasa pada hari ‘Arafah adalah amalan yang sangat besar keutamaannnya, sebagaimana disabdakan oleh Nabi, “Puasa ‘Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa ‘Asyuro (sepuluh Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu”.
Dan perlu diingat, anjuran untuk melakukan puasa ‘Arafah hanyalah bagi kaum muslimin yang tidak melaksanakan haji. Adapun bagi yang sedang berhaji maka puasa tersebut tidak dianjurkan.
Hal ini sebagaimana riwayat, “Dari Maimunah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa orang-orang saling berdebat apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari Arafah. Lalu Maimunah mengirimkan pada beliau satu wadah (berisi susu) dan beliau dalam keadaan berdiri (wukuf), lantas beliau minum dan orang-orang pun menyaksikannya.”
2. Takbir, Zikir, dan Doa
Yang termasuk amalan saleh juga adalah bertakbir, bertahlil, bertasbih, bertahmid, dan beristighfar.
Disunnahkan untuk mengangkat (mengeraskan) suara ketika bertakbir di pasar, jalan-jalan, masjid dan tempat-tempat lainnya.
Imam Bukhari rahimahullah menyebutkan, Ibnu ‘Abbas berkata, “Berzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10 hari pertama Zulhijah dan juga pada hari-hari tasyrik.” Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Zulhijah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin ‘Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah."
Dianjurkan pula untuk memperbanyak doa pada sepuluh hari pertama bulan Zulhijah, terlebih pada hari ‘Arafah. Hal ini berdasarkan hadits dari ‘Amr bin Syu’aib bahwasanya Nabi bersabda, “Sebaik-baik doa adalah doa pada hari ‘Arafah.”
Takbir ada dua macam, yaitu takbir muthlaq (tanpa dikaitkan dengan waktu tertentu) dan takbir muqayyad (dikaitkan dengan waktu tertentu). Takbir yang dimaksudkan dalam penjelasan di atas adalah sifatnya muthlaq, artinya tidak dikaitkan pada waktu dan tempat tertentu. Jadi boleh dilakukan di pasar, masjid, dan saat berjalan. Takbir tersebut dilakukan dengan mengeraskan suara khusus bagi laki-laki.
Sedangkan ada juga takbir yang sifatnya muqayyad, artinya dikaitkan dengan waktu tertentu yaitu dilakukan setelah salat wajib berjemaah.
Takbir muqayyad bagi orang yang tidak berhaji dilakukan mulai dari salat subuh pada hari ‘Arafah (9 Zulhijah) hingga waktu asar pada hari tasyrik yang terakhir. Adapun bagi orang yang berhaji dimulai dari salat zuhur hari Nahr (10 Zulhijah) hingga hari tasyrik yang terakhir (13 Zulhijah).
Cara bertakbir adalah dengan ucapan : Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha illallah, Wallahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd.
Dan yang sesuai sunnah adalah bertakbir dengan sendiri-sendiri, tidak dilakukan secara berjemaah atau dipimpin oleh seseorang. Wallahu a’lam.
3. Menunaikan Haji dan Umrah
Yang paling afdhal ditunaikan di sepuluh hari pertama Zulhijah adalah menunaikan haji ke Baitullah.
Syaikh ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman Al-Jibrin rahimahullah berkata, “Amal ini (haji dan umrah) adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain adalah sabda Nabi, “Dari umrah ke umrah adalah penghapus (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah surga”. (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Memperbanyak Amal Saleh
Sebagaimana hadits Ibnu ‘Abbas di atas, hadits tersebut menunjukkan dianjurkannya memperbanyak amalan sunnah seperti salat, sedekah, membaca Alquran, dan beramar ma’ruf nahi mungkar dan amalan saleh lainnya.
5. Berqurban
6. Bertaubat
Termasuk yang ditekankan pula di awal Zulhijah adalah bertaubat dari berbagai dosa dan maksiat serta meninggalkan perilaku zalim terhadap sesama.
Intinya, keutamaan sepuluh hari awal Zulhijah berlaku untuk amalan apa saja, tidak terbatas pada amalan tertentu, sehingga amalan tersebut bisa shalat, sedekah, membaca Alquran, dan amalan saleh lainnya.