Kamis, 01 Agustus 2019 16:37

Sempat Pingsan, Karyawati Toko yang Jadi Korban Begal Payudara Mundur karena Malu

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Seorang karyawati toko hijab di Mojokerto, Jawa Timur menjadi korban begal payudara, Selasa (30/7/2019).
Seorang karyawati toko hijab di Mojokerto, Jawa Timur menjadi korban begal payudara, Selasa (30/7/2019).

Seorang karyawati toko hijab di Mojokerto, Jawa Timur menjadi korban begal payudara, Selasa (30/7/2019). Setelah sempat pingsan, perempuan itu akhirnya mengundurkan diri dari tempat kerjanya.

RAKYATKU.COM - Seorang karyawati toko hijab di Mojokerto, Jawa Timur menjadi korban begal payudara, Selasa (30/7/2019). Setelah sempat pingsan, perempuan itu akhirnya mengundurkan diri dari tempat kerjanya.

Aksi begal payudara yang dilakukan seorang pria terekam CCTV. Pertistiwa itu terjadi malam hari, pukul 20.18 WIB. Toko sudah hampir tutup. Karyawan dan pemilik toko tengah merapikan kembali jualannya.

Tiba-tiba seorang pria masuk. Pria itu terlihat menggunakan jaket berwarna biru, celana pendek warna merah, dan topi putih. Korban sempat curiga, mengapa ada laki-laki masuk ke toko. Padahal, toko itu hanya menjual jilbab dan pakaian wanita.

Saat sedang merapikan jualan, korban tiba-tiba dipeluk dari belakang. Kedua tangan pria itu memegang bagian dada korban dalam toko yang beralamat di Desa Pekukuhan, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto itu.

"Korban pingsan. Saat itu barang baru datang, jadi toko belum tutup. Biasanya toko tutup jam 8 malam," kata pemilik toko Septi (25) kepada wartawan di tokonya, Kamis (1/8/2019).

Setelah beraksi, pelaku berjalan ke luar toko dengan santai. Melihat aksi itu, Septi langsung berteriak memanggil suaminya yang berada di lantai dua.

"Saat dikejar sama suami saya, pelaku mengambil sepeda motor Vario warna putih yang diparkir depan toko dan sempat menendang, tetapi pelaku bisa menghindar," ujarnya.

Pelaku langsung menggeber motornya ke arah barat atau Kota Mojokerto. Korban diketahui sebagai warga Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto yang sudah bekerja selama tiga bulan di toko itu. 

Namun atas peristiwa tersebut, korban memilih mengundurkan diri karena malu.

"Saya dan suami langsung melapor ke polres. Tapi orang tua korban korban datang ke sini dan meminta kasus dicabut. Tapi menurut saya, harusnya diteruskan karena yang jadi korban tidak dia saja," ungkap Septi.

Septi menambahkan, pasca kejadian karena diduga malu korban dan langsung memilih mengundurkan diri dari toko miliknya. Sementara orang tua korban meminta agar kasus tersebut tidak dilanjutkan dan memilih mencabut laporan karena korban malu.

"Korban itu anaknya memang pendiam, setelah kejadian itu sepertinya malu dan menutup diri. Tidak mau keluar rumah jadi orang tuanya ke sini minta kasus dicabut saja," lanjut Septi.