RAKYATKU.COM - Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto selalu hormat kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Berbeda dengan SBY, Prabowo nyaris tidak pernah menyinggung Mega secara langsung.
Padahal, Prabowo pernah "disakiti". Saat maju berpasangan pada Pilpres 2009, Prabowo dan Mega kabarnya membuat kesepakatan yang dikenal dengan Perjanjian Batu Tulis.
Dalam kesepakatan itu, Prabowo meminta diberi keleluasaan mengatur ekonomi Indonesia dan menunjuk sepuluh menteri jika mereka menang pilpres. Adapun Megawati berjanji mendukung Prabowo di pemilihan presiden 2014.
Kenyataannya, mereka kalah dalam pilpres. Pesta politik lima tahunan itu dimenangkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dengan 60 persen suara. SBY saat itu berstatus petahana.
Sudah kalah, janji Mega untuk mendukung Prabowo pada Pilpres 2014 juga tak ditepati. PDIP justru mengusung Joko Widodo yang saat itu menjabat gubernur DKI Jakarta. Jokowi yang berpasangan Jusuf Kalla menang. Gerindra memilih jadi oposisi.
Meski begitu, Prabowo tidak pernah secara frontal mengungkapkan kemarahannya kepada Mega di publik. Ketika kembali dikalahkan oleh Jokowi dua kali secara beruntun, Prabowo tetap menaruh hormat pada Mega.
Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani pun menceritakan persahabatan antara, Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri.
"Dari dulu kita pernah bersama-sama dan hubungan keluarga Bu Mega dengan keluarga Pak Prabowo dari awal bertemu sampai sekarang kita akrab dan dekat," kata Puan kepada wartawan di kampus Universitas Diponegoro Semarang, Jumat (26/7/2019).
"Hanya memang ada perbedaan politik selama lima tahun. Bukan berarti tidak berkomunikasi dan bersilaturahmi," sambung dia.
Menurut Puan, pertemuan di Jalan Teuku Umar baru-baru ini sebenarnya inisiatif Prabowo. Menurutnya, sudah lama Prabowo menunggu undangan Mega.
"Prabowo ingin makan nasi goreng jadi Ibu Mega masak nasi goreng pakai bakwan, ayam goreng, lemper, ati, sama telor dadar itu," urai Puan.
Hasil Pertemuan
Lalu apa hasil pertemuan Prabowo-Mega? Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo mengungkap isi pembicaraan empat mata antara Prabowo Subianto dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang berlangsung selama kurang-lebih sejam.
Pertama, mengenai kesiapan Prabowo membantu jika diminta Jokowi. Namun, di sisi lain, Prabowo juga menegaskan kesiapannya menjadi oposisi demi bangsa dan negara.
"Pak Prabowo juga menegaskan, yang disampaikan ke kami setelah itu ya. 'Bu, secara prinsip ya kita kalaupun memang, kan sudah juga disampaikan ke Pak Jokowi, kalau memang kita dibutuhkan, ya, kita siap. Tapi kalau tidak, ya kita di luar juga nggak ada masalah,'" kata Edhy.
Prabowo, kata Edhy, juga menyampaikan ke Megawati bahwasanya pihaknya tidak ingin menjadi pengganggu keharmonisan di koalisi Jokowi. Mengingat banyak pihak yang disebut khawatir bergabungnya Gerindra hanya untuk mengincar jabatan di pemerintah.
"Jangan sampai khawatir dengan adanya kita kemudian seolah-olah kita akan mengambil jabatan siapa dan sebagainya. Kita sudah 10 tahun istilahnya di luar pemerintahan. Dan buat kita, membangun negeri itu tidak harus dengan jabatan. Kalau hanya sekadar cari jabatan kan bukan tipikalnya Pak Prabowo. Beliau, faktanya, ya, beliau sudah mengabdi tentara 30 tahun, berapa kali mau mati, masa tujuannya hanya sekecil ini," tutur Prabowo.