Jumat, 26 Juli 2019 20:51

Ada "Pengacau" di Musda Golkar, Nurdin Halid: Itu Tindakan Pengecut

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Keributan pada Musda Golkar, Jumat (26/7/2019).
Keributan pada Musda Golkar, Jumat (26/7/2019).

Musyawarah Daerah (Musda) IX DPD I Partai Golkar Sulsel diwarnai kegaduhan, Jumat (26/7/2019). Pelaksana tugas ketua, Nurdin Halid angkat bicara.

RAKYATKU.COM - Musyawarah Daerah (Musda) IX DPD I Partai Golkar Sulsel diwarnai kegaduhan, Jumat (26/7/2019). Pelaksana tugas ketua, Nurdin Halid angkat bicara.

Pada acara pembukaan yang dihadiri Nurdin, sempat terjadi keributan antar sesama kader Golkar. Saat Nurdin Halid sementara memberikan sambutan, tiba-tiba beberapa kader Golkar masuk arena musda membagikan selebaran. 

Ketua panitia musda, Risman Pasigai langsung bereaksi. Dia lalu terlibat adu mulut dengan Hamzah Abdullah yang mengaku sebagai pengurus Golkar Makassar. Adu mulut terus berlanjut sehingga mengundang perhatian. Hamzah akhirnya diusir dari arena musda.

"Itu tindakan seorang pengecut yang tidak paham berorganisasi dan bertindak," ujar Nurdin Halid saat dikonfirmasi terkait insiden tersebut.

Mantan calon gubernur Sulsel itu yang juga calon kuat ketua DPD I Partai Golkar Sulsel menyebut tindakan tersebut tidak dibutuhkan di partai besar seperti Partai Golkar. Menurutnya, gaya seperti itu akan berdampak buruk pada Golkar.

"Gaya peremanisme tidak laku di Golkar," tambah mantan ketua umum PSSI itu.

Sebelumnya, Hamzah menyebut Musda IX Golkar Sulsel tak sesuai dengan AD/ART.

"Sebagai kader Golkar, saya prihatin karena musda ini tidak berjalan sesuai dengan aturan yang semestinya, seperti yang diatur di juklak. Mestinya steering (committee) dan panitia diputuskan dalam pleno. Pertanyaannya, plenonya kapan? Ada berita acara? Panitia dibentuk 15 hari sebelum kegiatan, ini kan tidak jelas kapan dibentuk panitianya. Coba lihat tanggal SK-nya kapan?" ujar Hamzah.

Selain itu, penunjukan steering committee dan sekretaris steering committee oleh pelaksana tugas ketua DPD I juga disebut sarat kepentingan. Pasalnya keduanya menjabat pelaksana tugas ketua golkar di kabupaten.

"Ketua steering Affandy Idris plt Golkar Bantaeng. Sekretaris Andi Iskandar Zulkarnain Latif plt Sinjai. Dipertanyakan independensinya. Kan nanti mereka yang berikan suara. 
Jangan sampai membuat mekanisme yang menguntungkan kandidat tertentu," tambahnya.

Tak sampai di situ, dia juga mempertanyakan prestasi Golkar selama kepemimpinan Nurdin Halid. Dia menyebut, pamor Golkar di Sulsel justru memudar.

"Golkar menurun secara electoral. Di pilkada, pilgub, pilpres, pemilu suara kita turun. Kita kehilangan ketua DPRD di beberapa daerah. Apakah itu jadi bahan evaluasi? Pertanyaannya, apakah plt lebih bagus dari Pak Syahrul dan Pak Amin Syam?" bebernya.