RAKYATKU.COM - Sebuah laporan terbaru dari Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Australia, yang dikeluarkan hari Rabu (17/7/2019), menunjukkan warga Australia memiliki harapan hidup lebih tinggi, rata-rata bisa mencapai usia di atas 80 tahun.
Bahkan anak laki-laki yang lahir di tahun 2015-2017 diperkirakan akan bisa mencapai hingga usia 80,5 tahun, sementara anak perempuan mencapai 84,6 tahun. Australia berada di peringkat keenam di dunia dengan usia harapan hidup tertinggi, sementara negara Jepang berada di peringkat pertama, disusul Swiss dan Spanyol.
Sementara itu berdasarkan data Badan Pusat Statistika RI di tahun 2017, usia harapan hidup warga Indonesia juga meningkat dan berada di usia 71 tahun.
Meski usia harapan warga Indonesia yang meningkat, penderita penyakit tidak menular juga meningkat, seperti penyakit jantung dan tuberkolosis. Pada bulan April 2019 lalu, Menteri Kesehatan Indonesia, Nila F Moelek pernah mengatakan jika penyakit jantung telah membebani jaminan kesehatan negara, atau BPJS hingga Rp 10,8 triliun.
Angka harapan hidup dihitung berdasarkan jumlah kematian berdasarkan usia dan jenis kelamin dalam populasi. Tingkat kematian di Australia terus menurun dengan kematian pria lebih banyak dibandingkan perempuan, yang juga sama kondisinya dengan di Indonesia.
Penurunan angka kematian di Australia disebabkan adanya sejumlah perbaikan, seperti meningkatkan keselamatan di jalan raya, penurunan angka merokok, serta deteksi awal dan penanganan serangan jantung serta penyakit kronis lainnya.
Dikutip dari kompas.com, dalam studi yang dilakukan di tahun 2017 lalu, ditemukan lima penyakit utama yang menjadi penyebab utama kematian di Australia: jantung koroner, Dementia dan Alzheimer, penyakit di pembuluh otak, kanker paru-paru, serta penyakit gangguan pernafasan kronis. Jantung koroner lebih banyak dialami oleh pria Australia, sementara kebanyakan yang menderita hilang ingatan hingga alzheimer adalah perempuan.
Di tahun 2017, ada 77 kematian anak dalam 100.000 orang di Australia, dimana jumlah ini 28 persen dibandingkan sepuluh tahun sebelumnya.
Penurunan angka ini adalah cermin dari adanya peningkatan akses serta kualitas perawatan terkait bayi baru lahir, peningkatan kesadaran masyarakat soal resiko kematian bayi dan anak, peningkatan kualitas sanitasi dan kebersihan, serta pengurangan penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian vaksin.