Senin, 15 Juli 2019 15:04

Protes Yellow Vest di Prancis: 24 Orang Kehilangan Mata

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
CNN
CNN

David Breidenstein adalah salah satu dari setidaknya 24 orang yang kehilangan mata sejak protes "gilets jaunes," atau Yellow Vest dimulai pada November 2018

RAKYATKU.COM - Pada suatu sore di bulan Maret. Seorang pria bernama David Breidenstein menyaksikan pemrotes Yellow Vest membakar Le Fouquet's.

Itu adalah restoran, yang juga telah menjadi simbol kekayaan dan kekuasaan di Perancis.

Ketika kobaran api menjilati Le Fouquet's, Breidenstein dengan cepat berbalik untuk menjauhkan diri dari api.

Beberapa detik kemudian dia berhenti, dan menyalakan sebatang rokok. Tapi, ketika dia melihat kembali ke arah polisi anti huru hara, dia merasakan peluru karet sebesar bola golf menghantam mata kirinya.

"Rasanya seperti bongkahan beton. Aku jatuh ke tanah dan berpikir: Aku kehilangan mataku, itu hilang," katanya, dikutip dari CNN.

Breidenstein adalah salah satu dari setidaknya 24 orang yang kehilangan mata sejak protes Gilets Jaunes, atau Yellow Vest dimulai pada November 2018. Angka itu diungkapkan Desarmons-Les, kelompok pendukung bagi orang cacat di jalan-jalan di kota-kota Prancis.

Demonstrasi yang dimulai sebagai kampanye menentang kenaikan pajak gas, telah berubah menjadi kampanye untuk melawan pemerintah Presiden Emmanuel Macron.

Bentrokan kekerasan telah meletus di seluruh Prancis. Para pengunjuk rasa melemparkan bom bensin dan batu bata, sementara polisi anti huru hara menggunakan meriam air, setrum granat dan gas air mata saat mereka berusaha menahan kemarahan.

Pada bulan Maret, kementerian dalam negeri Prancis menyebutkan jumlah orang Yellow Vest yang terluka sebanyak 2.200, dan 1.500 polisi. Kementerian itu tidak merinci secara spesifik berapa orang yang menderita cedera mata.