Jumat, 12 Juli 2019 14:43

Makanan Telat, Legislator Bulukumba Ngomel dan Robek LPJ saat RDP

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Syamsir Paro (kiri) saat mengikuti RDP di ruang rapat paripurna DPRD Bulukumba, Jumat (12/7/2019).
Syamsir Paro (kiri) saat mengikuti RDP di ruang rapat paripurna DPRD Bulukumba, Jumat (12/7/2019).

Insiden terjadi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Legislator DPRD Bulukumba yang menghadirkan Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertanahan (DP3).

RAKYATKU.COM, BULUKUMBA - Insiden terjadi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Legislator DPRD Bulukumba yang menghadirkan Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertanahan (DP3) Bulukumba di ruang sidang paripurna DPRD Bulukumba, Jumat (12/7/2019).

Salah seorang legislator dari PAN dari Dapil Satu, Syamsir Paro, mengomel sesaat usai RDP ditutup oleh Ketua DPRD Bulukumba, Andi Hamzah Pangky. Syamsir Paro menyoal kosongnya meja rapat dari hidangan kue, termasuk air mineral.

"Kalau kuenya orang lama datang, baru sudah mi semua tandatangan. Ini pertanggunjawabannya orang, mana kuenya. Kalau perjalanan dinas cepat," selorohnya.

Tak hanya mengomel, Syamsir Parom, bahkan merobek-robek lembaran tanda tangan daftar hadir yang merupakan pertanggungjawaban sekretariat DPRD.

Usai merobek LPJ, Syamsir lalu bergegas beranjak dari ruang rapat. Wajahnya tampak kesal karena tak makan di ruang rapat.

Sekitar lima menit setelah bubar, makan dan minum untuk kegiatan tersebut akhirnya tiba. Salah seorang staf bahkan ikut mengomel dan menyayangkan sikap legislator yang dinilai tak manusiawi.

Staf Rumah Tangga Sekretariat DPRD Bulukumba, Ani, bahkan terlihat menangis karena perlakuan legislator itu.  

Pasalnya ia bingung untuk mempertangujawabkan makanan yang telah dipesan sehari sebelum kegiatan tersebut, karena LPJ-nya telah dirobek dan dibawa pergi.

Sekretaris DPRD Bulukumba, Daud Kahal, ikut menyayangkan sikap yang Syamsir Paro dan dianggap tidak etis sebagai anggota DPRD Bulukumba.

"Tidak etis, karena ini kan pertanggungjawaban staf saya. Dan ini bukan hal yang fiktif karena kami sudah order sehari sebelum kegiatan, namun pihak ketiga yang terlambat membawa," katanya.

Seharusnya, kata Daud, jika anggota DPRD merasa tidak puas dengan pelayanan staf, maka DPRD bisa melakukanya dengan cara yang elegan, yakni memanggil langsung untuk mempertanyakan.

"Kan bisa lewat RDP seperti saat ini, untuk mempertanyakan apa yang menjadi penyebabnya, itu sesuai dengan mekanismenya," sesal Daud.

Dauh Kahal berharap agar insiden tersebut tak terulang kembali. "Sebelumnya tentang menu makanan, anggota DPRD komplain, kita anggap wajar dan kita ganti menunya. Karena disampaikan baik-baik," pungkas Daud.

Sekadar diketahui, RDP yang dilaksanakan oleh DPRD Bulukumba membahas tentang sengketa lahan kantor Dinas Koperasi Bulukumba yabg disegel oleh salah seorang ahli waris di Bulukumba.