Senin, 08 Juli 2019 17:51

Persiapan Penulisan Sejarah Gowa, Pakar Harap Slogan "Rewako Gowa" Dibangkitkan Kembali

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Suasana focus grup discussion (FGD) di aula Bappeda Kabupaten Gowa, Senin (8/7/2019).
Suasana focus grup discussion (FGD) di aula Bappeda Kabupaten Gowa, Senin (8/7/2019).

Buku tentang sejarah Kabupaten Gowa dipersiapkan oleh komunitas literasi yang ada di Butta Bersejarah ini.

RAKYATKU.COM,GOWA - Buku tentang sejarah Kabupaten Gowa dipersiapkan oleh komunitas literasi yang ada di Butta Bersejarah ini.

Persiapan ini dilakukan dalam bentuk focus grup discussion (FGD) di aula Bappeda Kabupaten Gowa, Senin (8/7/2019). Diskusi menghadirkan para pakar yang memiliki kompetensi untuk berkontribusi dalam penulisan buku sejarah Kabupaten Gowa. 

Salah satu pemantik di FGD persiapan penulisan buku sejarah Kabupaten Gowa, Guru Besar Antopologi Universitas Negeri Makassar, Prof Andi Ima Kesuma mengatakan Kabupaten Gowa memiliki slogan yang sakral, yaitu Rewako Gowa. 

Dia berharap pemerintah serta masyarakat kembali melestarikan dan menerapkan nilai-nilai dari slogan tersebut.

"Kita piawai memainkan badik dan keris, tetapi itu bukan untuk kekerasan. Rewako Gowa mengharapkan kita untuk berjaya di semua bidang, baik itu pendidikan maupun olahraga," kata Ima sapaan akrab wakil dekan IV Fakultas Ilmu Sosial UNM ini.

Ima juga menyayangkan kehadiran Museum Balla Lompoa yang tidak difungsikan dengan baik saat ini. Selama tiga tahun terakhir, Accera Kalompoang tidak lagi dilakukan.

Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Arqam Azikin yang juga hadir sebagai pemantik mengatakan sejumlah tatatan budaya dalam kehidupan masyarakat memudar akibat pesta demokrasi, tak terkecuali di Kabupaten Gowa.

Menurut dia, pengaruh implementasi kerja-kerja politik yang terjadi di tengah masyarakat didominasi kekuatan uang daripada gagasan pembangunan politik di segala bidang.

"Mekanisme cara kerja politik uang di lapangan tersebut banyak merusak nilai budaya dan mempengaruhi integritas pemilih di tengah masyarakat," beber Arqam.

Arqam mencontohkan nilai budaya seperti kekeluargaan dan gotong royong yang telah terbangun sejak ratusan tahun lalu. Terlebih lagi, katanya, Gowa dulunya pernah berjaya di masa Kerajaan Gowa.

Arqam menilai, praktik politik uang banyak terjadi pada Pilkada serentak tahun 2015, 2018, hingga pemilu legislatif tahun 2019.

"Tantangan ini mesti dijawab dengan suara lantang dan gerakan mempertahankan nilai budaya yang telah tertanam baik sejak orang tua kita dulu," tegasnya.

"Bila kita tidak melakukan perlawanan terhadap sistem politik kapitalis ini, maka jangan mimpi kita akan mendapatkan proses kepemimpinan politik yang selalu dituntut warga yakni integritas kepemimpinan di tingkat lokal hingga ke level nasional," pungkasnya.

Kegiatan bertajuk "Menelusuri Sejarah Kabupaten Gowa" yang dihelat Komunitas Literasi Kabupaten Gowa ini dilakukan untuk menggali sejarah Kabupaten Gowa. Komunitas Literasi Gowa berencana menyusun buku tentang sejarah perjalanan Gowa.

Kegiatan itu dihadiri oleh sejumlah SKPD, Organisasi Kemasyarakatan Pemudaan (OKP), Komite Pemuda Indonesia (KNPI), Himpunan Pelajar Mahasiswa (Hipma) serta Jendela Pendidikan Nusantara (JPN).