RAKYATKU.COM - Israel sedang dilanda protes keras atas pembunuhan seorang remaja Israel-Ethiopia yang tidak bersenjata.
Protes dipicu oleh kematian Solomon Tekah, yang berusia 19 tahun, pada hari Minggu.
Dia tewas setelah seorang perwira polisi yang tidak bertugas, melepoask tembakan dan pelurunya memantul lalu melukai remaja itu.
Meskipun polisi itu mungkin didakwa melakukan pembunuhan karena kelalaian, itu tidak cukup diterima oleh komunitas Ethiopia di negara Yahudi itu.
Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka. Demonstran menutup 12 persimpangan utama di seluruh negeri, termasuk di kota besar Tel Aviv, yang menyebabkan kemacetan lalu lintas yang sangat besar.
"Akhiri pembunuhan, akhiri rasisme," teriak beberapa orang.
Protes telah tumbuh begitu besar sehingga di beberapa daerah, polisi menutup jalan raya penting.
Meskipun banyak demonstrasi berlangsung damai, beberapa orang melakukan kekerasan, menyebabkan empat petugas polisi menderita luka-luka.
Jerusalem Post melaporkan bahwa beberapa perusuh menghancurkan juga menghancurkan mobil polisi, dan membalik mobil di jalan.
Sekitar 19 orang telah ditangkap sehubungan dengan kerusuhan sejauh ini.
Ayah Tekah, Workah Tekah, mendukung para pengunjuk rasa tetapi telah menyerukan mereka untuk menghindari kekerasan.
Namun, dia mengatakan dia ingin apa yang terjadi pada putranya tidak pernah terjadi lagi.
Extremely violent protests across #Israel by the #Ethiopian community following the death of a teenager by an off-duty police officer in #Haifa on Sunday. pic.twitter.com/N1YPTgiY5M
— Anna Ahronheim (@AAhronheim) July 2, 2019
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyampaikan pidato untuk domonstran pada Selasa malam.
“Kita semua berduka atas kematian tragis pemuda Sulaiman Tekah. Tapi saya bertanya satu hal kepada kalian, hentikan hambatan. Kita adalah negara hukum, kami tidak akan mentolerir penghalang jalan.”
Kerusuhan serupa terjadi pada tahun 2015 setelah sebuah video beredar menunjukkan petugas polisi Israel memukuli seorang tentara Israel Ethiopia.
Protes-protes itu menjadi sangat kontroversial, dengan polisi Israel menembakkan gas air mata sementara para demonstran membalas dengan botol dan batu bata. Lebih dari 50 petugas dan tujuh perusuh terluka pada saat itu.