Rabu, 19 Juni 2019 16:15
Kisah Abang yang Tak Terlupakan di Pileg 2019

Tujuh Bulan Jadi "Bang Toyib"

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Muhammad Fauzi alias Abang
Muhammad Fauzi alias Abang

AKHIR PEKAN, Minggu sore (16/6/2019). Tepatnya di sebuah kafe di bilangan Jalan Hertasning, Makassar. Di kursi pojok dekat kolam ikan itu, kami bertemu.

AKHIR PEKAN, Minggu sore (16/6/2019). Tepatnya di sebuah kafe di bilangan Jalan Hertasning, Makassar. Di kursi pojok dekat kolam ikan itu, kami bertemu.

Hampir setahun, memang baru bertemu kembali dengan sosok murah senyum ini. Walau, tetap bersapa kabar lewat WA dan atau short message service (SMS).

Muhammad Fauzi, nama lengkapnya. Namun pria yang dikenal low profile ini akrab disapa Abang.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Luwu Utara ini, tercatat sebagai caleg yang sukses menembus kursi Senayan. Ia menambah perolehan satu kursi partai beringin rimbun; Partai Golkar. Kursi yang sebenarnya pernah ia duduki, beberapa tahun silam.

Saat bersua, suami Bupati Lutra, Indah Putri Indriani, ini tetap tampil seperti biasa. Santun dan penuh keakraban. Sosok yang selalu menyenangkan bagi banyak temannya.

Lalu, apa strategi Abang lolos ke Senayan?  Sebagai politisi senior yang pernah aktif di ibu kota, Abang memang dikenal akrab dengan masyarakat biasa. Gaya hidupnya yang sederhana membuatnya cepat akrab dengan siapa saja.

Dasar itulah yang menjadi modal. Sederhana, apa adanya, humble, salah satu kunci yang melekat dalam diri Abang. Dan, itu, memang tidak dibuat-buat. Apa adanya.

Namun, itu semua belumlah cukup. Abang mengaku harus kerja keras mengingat pileg 2019 sangat berat. Selain lawan berat, juga semua orang mempunyai potensi yang sama untuk lolos.

Punya dasar sebagai aktivis yang menjadikan sosok Abang sebagai pekerja keras, tentu menjadi modal tersendiri. Dan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Abang mengaku jarang pulang selama tujuh bulan lebih. Saban hari, ia harus berkunjung ke beberapa kabupaten yang masuk dalam Sulsel III, tempatnya bertarung.

"Saya betul-betul jarang pulang. Saya harus melaksanakan amanah yang diberikan pimpinan di partai saya (Partai Golkar, Red)," tandasnya, meyakinkan.

Abang mengaku, selama kampanye, mungkin dia adalah caleg yang jarang sekali memasang atribut kampanye. Abang lebih percaya dengan langsung menemui konstituen dari rumah ke rumah. 

"Di Toraja saya pasang baliho tapi itu untuk Pak Jokowi. Jadi, saya meyakini, menemui langsung teman-teman, saudara, warga kita di lapangan, jauh lebih efektif," tuturnya.

Apakah ada kendala? Abang mengiyakan. Ia berkisah bahwa Muhammad Fauzi tidak dikenal. Masyarakat, lanjut dia, hanya mengenal Abang. 

"Setelah konsultan melakukan survei, ternyata Muhammad Fauzi jarang yang kenal. Nah, saat itulah kita pasang sedikit alat peraga bahwa saya Muhammad Fauzi, saya Abang," kisahnya, sambil tersenyum.

Abang pun menuturkan bahwa selama tujuh bulan menjadi "Bang Toyib", lebih 500 titik ia datangi. Namun, Abang bersyukur karena apa yang ditemui di lapangan adalah fakta empiris yang telah menjadi catatan. 

Ya, catatan dalam benak tentang kondisi riil masyarakat. Nasib pemilih yang bakal diperjuangkannya kelak jika duduk di Senayan sebagai wakil rakyat. Selamat!