Sabtu, 15 Juni 2019 16:33

Puluhan Ribu Dokter India Akan Mogok Kerja, Protes Serangan di Tempat Kerja

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Dokter berunjuk rasa pada hari Jumat di Kolkata (AP)
Dokter berunjuk rasa pada hari Jumat di Kolkata (AP)

Asosiasi Medis India (IMA) mengatakan, puluhan ribu profesional medis di seluruh negara itu akan bolos kerja pada hari Senin.

RAKYATKU.COM - Para pekerja kesehatan India telah menyerukan mogok kerja nasional untuk memprotes masalah keamanan di tempat kerja, setelah tiga dokter dipukuli di negara bagian Benggala Barat.

Asosiasi Medis India (IMA) mengatakan, puluhan ribu profesional medis di seluruh negara itu akan bolos kerja pada hari Senin.

Mereka akan menuntut perlindungan hukum bagi petugas kesehatan yang sering menghadapi kekerasan dari keluarga pasien.

“Kami menuntut segera diakhirinya kekerasan terhadap dokter. Mogok kerja itu sebagai tanggapan terhadap situasi yang serius,” kata sekretaris jenderal IMA, RV Asokan.

Namun ia menambahkan mogok kerja tidak akan berdampak pada layanan darurat.

Menurut laporan, lebih dari 300.000 anggota IMA telah memulai protes tiga hari pada hari Jumat. Mereka mengenakan lencana hitam untuk menunjukkan solidaritas dengan rekan-rekan mereka di Benggala Barat.

Dokter di beberapa negara bagian juga mengenakan helm pengaman untuk melambangkan bahaya yang mereka hadapi di tempat kerja.

Sementara itu, para profesional medis di ibukota Benggala Barat, Kolkata, telah mogok sejak Senin.

Itu merupakan tanggapan setelah keluarga pasien menyerang tiga dokter karena marah lantaran kerabat mereka meninggal selama perawatan di rumah sakit pemerintah.

Keluarga pasien itu menduga bahwa kematian disebabkan kelalaian dokter. Akibatnya dua staf medis terluka parah.

Polisi mengatakan mereka menangkap empat penyerang dan memulai penyelidikan atas serangan itu.

“Keluarga dan kerabat pasien melakukan pelecehan dan bahkan menyerang kami jika mereka tidak bahagia dengan perawatan orang-orang tersayang mereka,” kata Aniran Majumdar, seorang dokter yang melakukan protes di Kolkata.

Setelah serangan itu, layanan medis di rumah sakit yang dikelola pemerintah di Benggala Barat telah lumpuh, hingga pada hari Jumat.

Sementara itu, ribuan pasien dan kerabat mereka dibiarkan menunggu di depan rumah sakit.

“Saya telah menunggu selama tiga hari di luar gerbang rumah sakit untuk mendapatkan transfusi darah untuk anak saya yang menderita Thalassemia,” kata Anita Senin, 34 tahun, yang melakukan perjalanan dari sebuah desa sekitar 100 kilometer jauhnya.

India membelanjakan kurang dari 2 persen dari PDBnya untuk perawatan kesehatan, menjadikannya salah satu investor terendah di sektor ini secara global, di bahwa Irak dan Venezuela.

Menurut WHO, negara ini kekurangan infrastruktur dan kekurangan dokter, terutama di daerah pedesaannya yang luas.