Sabtu, 15 Juni 2019 05:00

Sebut Pangeran Charles Jadi Pangeran Paus, Begini Cara Trump Tutupi Kesalahan

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Donald Trump
Donald Trump

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tak henti jadi pembicaraan. Terbaru, dia kembali jadi sorotan setelah salah tulis dalam cuitannya.

RAKYATKU.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tak henti jadi pembicaraan. Terbaru, dia kembali jadi sorotan setelah salah tulis dalam cuitannya.

Itu terjadi saat dia berkunjung ke Inggris. Dalam kicauannya di Twitter seperti dilansir Sky News Kamis (13/6/2019), Trump salah tulis.

Dia hendak menulis gelar Pangeran Charles sebagai "Prince of Wales". Namun, yang tertulis justru "Prince of Whales" atau pangeran paus.

Presiden dari Partai Republik itu kemudian menghapus kicauannya itu dan 25 menit kemudian, dia mengunggahnya kembali setelah melakukan perbaikan gelar. 

Dilaporkan AFP, kesalahan itu memicu netizen Twitter untuk tak kalah lucu dalam merespons dengan salah satunya menuduh jika Trump melakukannya "on porpoise" atau sengaja. 

Meski sudah membetulkan, masih ada sorotan terkait dengan gelar Ratu Elizabeth yang menjamu Trump secara khusus dalam acara makan malam di London sebagai Ratu Inggris.

Untuk diketahui, gelar resmi Ratu Elizabeth adalah penguasa dari Britania Raya dan Irlandia Utara, di mana Inggris hanya merupakan salah satu bagiannya. 

Kicauan itu merupakan respon dari wawancara dengan jurnalis NBC George Stephanopoulos, di mana dia berkata bakal mendengarkan kelemahan rival politiknya dari negara lain.

"Tidak ada salahnya jika mendengarkan. Misalnya, jika ada seperti Norwegia menawarkan mereka punya informasi, saya akan menjawab 'Oh, saya ingin mendengarnya'," jelasnya. 

Presiden ke-45 AS itu kemudian melanjutkan dalam twit-nya itu bahwa dia menyangkal melakukan kesalahan, dan berseloroh apa dia harus melapor ke Badan Penyelidik Federal (FBI). 

"Apakah saya harus memanggil FBI tentang pertemuan maupun percakapan telepon ini? Sungguh menggelikan. Tentunya saya tidak akan lagi bisa dipercaya," tuturnya.