Rabu, 29 Mei 2019 17:56

Cerita Perwira Polisi Dikeroyok saat Aksi 22 Mei hingga Patah Tulang

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
AKP Agus Sumarno. (Foto/Kumparan)
AKP Agus Sumarno. (Foto/Kumparan)

Wakapolsek Jatinegara, AKP Agus Sumarno, kini masih terbaring di RS usai menjadi korban pengeroyokan massa dalam kerusuhan pada 22 Mei lalu. 

RAKYATKU.COM - Wakapolsek Jatinegara, AKP Agus Sumarno, kini masih terbaring di RS Polri Kramat Jati, setelah menjadi korban pengeroyokan massa dalam kerusuhan pada 22 Mei lalu. 

Agus sudah seminggu menjalani perawatan. Ia juga baru saja menjalani operasi karena mengalami patah tulang bagian rahang pada Selasa (28/5/2019). 

Nasib nahas yang menimpanya itu terjadi di Jalan Asia Makmur, Otista Raya, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (22/5/2019) dini hari. Awalnya, ia mendapat laporan ada massa yang membakar ban dan akan bergerak menuju Bawaslu. 

Setelah melaporkan kepada Polres Jakarta Timur, ia pun mengambil tindakan untuk menahan massa.

“Jam 02.30WIB ada laporan masyarakat ke polsek bahwa ada massa yang membakar ban di Jalan Otista. Kami rekomendasi ke polres, kami berupaya menghalau mereka dibantu pasukan dari Polda Sumbar, dan Raimad, Rajawali Polres,” kata, Rabu (29/5/2019).

Saat akan mengecek langsung ke lokasi tersebut, ia berpapasan dengan massa yang berjumlah sekitar 15 orang. Massa yang melihatnya mengenakan seragam polisi langsung mengeroyok Agus. 

“Kami dari polsek datang berlawanan arah dan massa melihat saya pakai baju polisi, ‘itu polisi serang’,” ujar Agus menceritakan kejadian itu. 

“Saya dikeroyok dan diserang sekitar 10-15 orang, saya diserang. Ada yang pakai batu dan tangan kosong,” tambahnya dikutip Kumparan.

Agus memperkirakan jumlah massa yang melakukan aksi di Jalan Otista sekitar 500 orang. “Massa mungkin sekitar 500. Anggota polres satu kompi, polsek satu peleton, dan dibantu pasukan Polda Sumbar,” bebernya.

Ia menegaskan, saat itu timnya tidak menggunakan senjata, selain gas air mata. Sementara massa menggunakan batu, kayu, hingga bom molotov.

“Saya tidak pakai senjata. Hanya bawa gas air mata, perlengkapan itu saja. (Massa bawa) batu, kayu dan bom molotov sepertinya ada,” pungkasnya.