Sabtu, 18 Mei 2019 00:01

Penjelasan Ilmiah di Balik Sembuhnya Sakit Maag Pasca Puasa

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
ILUSTRASI
ILUSTRASI

Banyak orang yang takut berpuasa karena takut sakit maag kambuh. Banyak pengalaman menunjukkan penyakit itu justru sembuh pasca Ramadan.

RAKYATKU.COM - Banyak orang yang takut berpuasa karena takut sakit maag kambuh. Banyak pengalaman menunjukkan penyakit itu justru sembuh pasca Ramadan.

Ahli Penyakit Dalam-Konsultan Gastroenterologi dan Hepatologi Siloam Hospital, dr Hardianto Setiawan Ong, SpPD mengaku banyak menemukan fenomena ini.

"Saya amati orang yang biasa sakit maag, itu sembuh saat puasa," katanya.

Menurutnya, salah satu penyebab maag itu pikiran. Kalau orang menjalankan puasanya dengan baik, maka itu menghilangkan pikiran yang jelek. Maagnya bisa membaik.

Dengan menahan makan dan minum saat berpuasa, justru dapat memperkuat kondisi lambung. Pola makan yang lebih teratur membuat produksi asam lambung tidak berlebihan.

"Tapi ada syaratnya, ketika berbuka pastikan jangan langsung makan dalam porsi besar. Mulai dengan porsi sedikit lalu jangan langsung tidur setelah makan sahur," kata dia.

Menjalankan ibadah puasa dengan baik dan benar, Hardianto meyakini, pasien tak perlu lagi mengonsumsi obat-obatan maag. Namun, ada baiknya pasien mengonsultasikannya terlebih dahulu ke dokter agar mendapat penjelasan tepat.

Hal senada disampaikan Konsultan Gastroenterologi Hepatologi PB-PABDI, Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD- KGEH, MMB, FINASIM, FACP.

Dia bilang, penderita maag justru dianjurkan berpuasa di bulan Ramadan. Pekan awal Ramadan memang akan berat. Namun, lambung akan mulai terbiasa pada pekan berikutnya.

"Sakit maag, kembung, begah, itu terjadi karena ketidakteraturan makan. Ini tidak terjadi di bulan Ramadan karena sudah pasti mereka buka dan sahur," kata Dr Ari.

Menurut Dr Ari, sakit maag secara umum dibagi menjadi dua, yakni maag fungsional dan organik. Sebanyak 70-80 persen penderita maag mengalami maag fungsional, dimana tidak terdapat kelainan apapun melainkan terjadi karena pola hidup.

Puasa bisa dijadikan tes untuk mengetahui apakah maag yang dialami seseorang fungsional atau organik. 

"Kalau dua pekan sudah mulai membaik maagnya berarti fungsional," tuturnya.

Penggunaan obat sakit maag yang bersifat pencegahan atau mengurangi gejala bisa menjadi pilihan. Sementara dari segi makanan, seorang penderita maag harus pandai memilih makanan saat menjalankan ibadah puasa. 

Misalnya, dengan tidak makan berlebihan, menghindari kafein, menghindari makanan yang dipanaskan berulang, hingga memilih air hangat atau air biasa untuk berbuka.

"Perut 14 jam kosong, minum dulu satu gelas untuk membasahi. Tapi tidak boleh minum air es karena suhu tubuh sekitar 37 derajat celcius dan akan kaget," ucap Dr Ari.

Selain itu, Dr. Ari juga menganjurkan agar penderita maag menghindari cokelat, keju, gorengan, makanan yang terlalu pedas, hingga makanan tinggi lemak yang akan memperlambat pengosongan lambung.