Sabtu, 11 Mei 2019 21:20

Santunan ke Petugas KPPS yang Meninggal Masih Tunggu Juknis dari Pusat

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Santunan ke Petugas KPPS yang Meninggal Masih Tunggu Juknis dari Pusat

Kematian Neneng Kharisma, anggota KPPS di TPS 004, Desa Julukanaya, Kecamatan Biringbulu, kemarin mengundang reaksi dari para pemangku kepentingan Pemilu, terutama KPU.

RAKYATKU.COM, GOWA - Kematian Neneng Kharisma, anggota KPPS di TPS 004, Desa Julukanaya, Kecamatan Biringbulu, kemarin mengundang reaksi dari para pemangku kepentingan Pemilu, terutama KPU.

Pasalnya, kematiannya tersebut meninggal akibat bertugas selama satu hari satu malam semenjak dirinya menjadi anggota KPPS. Ditambah dengan dirinya yang memiliki penyakit ginjal sejak masih kecil.

Untuk itu, ketua KPU Gowa, Muhtar Muis mengatakan, pihaknya turut berduka cita atas meninggalnya seorang anggota KPPS yang menjadi ujung tombak dari pihak KPU. Namun, pihaknya belum bisa memberikan keterangan terkait pemberian santunan kepada keluarga korban.

"Insya Allah kami masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari KPU RI terkait hal petugas yang meninggal tersebut. Termasuk bentuk santunannya apakah berbentuk uang tunai atau barang. Kami masih tunggu juknisnya. Namun perlu diketahui, untuk petugas yang sedang sakit ada sekitar 110 orang," ucap Muhtar kepada media, Sabtu (11/5/2019).

Diketahui, penyelenggaraan Pemilu yang berlangsung saat ini merupakan yang terberat karena membutuhkan tenaga dan waktu yang banyak. Sehingga banyaknya petugas yang terlibat dalam penyelenggaraannya tersebut tumbang saat melaksanakan tugasnya sebagai pejuang demokrasi.

Sebelum Neneng yang meninggal dunia usai muntah darah, juga ada Jamaluddin, seorang petugas KPPS di TPS 11 Desa Datara, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa meninggal dunia pada Sabtu (4/5/2019) pukul 09.50 Wita pagi.

Petugas KPPS tersebut meninggal setelah bertugas sebagai anggota KPPS. Dia sempat dirawat dua hari di puskesmas Tompobulu, dan sempat dirujuk ke Rumah Sakit Tompobulu, Kabupaten Jeneponto. Namun terkendala suatu hal.

"Jamaluddin sempat dirujuk ke Rumah Sakit Jeneponto tapi karena beberapa kendala meminta rawat jalan hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir," lanjutnya.

Mantan jurnalis tersebut juga berharap, proses rekapitulasi yang berlangsung saat ini tidak kembali memakan korban.