RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pada peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, 1 Mei lalu, seluruh harta Nenek Andi Ramlah dan beberapa tetangganya di Rapokalling, Kota Makassar, ludes dilalap api.
Jumat (10/5/2019), Nenek Ramlah hanya terdiam saat tim Rumah Zakat Sulsel menjenguknya. Jika dipaksa berbicara, maka bukan suara yang terdengar. Tangisnya yang pecah.
Di tengah isak tangis Nenek Ramlah, dia menuturkan yang tertinggal hanya pakain di badan. Tak ada harta atau surat penting berharga yang mampu ia selamatkan saat kebarakan.
Tangisnya makin menjadi-jadi saat mulai bercerita tentang Ramadan dan Lebaran Idulfitri nanti. Ia kebingungan dan tak mampu membayangkan menyambut Lebaran tanpa rumah.
Pilu ini tak hanya dirasakan Nenek Ramlah. Ada puluhan warga merasakan hal sama. Hal ini pulalah yang menggerakkan Salmiah Made sebagai Public Health of Branch Rumah Zakat Sulsel turut membantu dan menghibur warga melalui Bingkisan Lebaran Keluarga (BLK).
Perempuan yang akrab disapa Mia ini menuturkan, Rumah Zakat turut prihatin dan pilu atas musibah yang menimpa warga binaannya tersebut.
Dia berharap, selain penguatan secara psikologis, Rumah Zakat juga ingin membantu material melalui berbagai program, seperti BLK dan pemberian beasiswa kepada anak-anak korban kebakaran.
"Semoga bingkisan ini, meski tidak seberapa bisa membantu meringankan sedikit beban mereka. Kami sedih sekali, namun musibah ini tentu menjadi pembelajaran yang luar biasa bahwa manusia itu lemah dan Allah pemilik segalanya. Jadi, Allah juga berhak mengambilnya kapan saja,” demikian Mia menguatkan seluruh warga korban kebakaran.
Selain itu, melalui Rumah Zakat Sulsel juga berbagi bahagia melalui Program Ramadhan Berdaya yaitu berbagi buka puasa bersama.
Salah seorang warga, H Rewa, mengaku bersyukur dan mengucapakan terima kasih untuk berbagai program dan perhatian Rumah Zakat terhadap korban kebakaran di daerahnya.
