Kamis, 09 Mei 2019 14:28

Kapten Ajax: Andai Wasit Tiup Peluit Panjang 5 Detik Lebih Cepat

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Matthijs De Ligt. (Foto: FOX Sports Asia)
Matthijs De Ligt. (Foto: FOX Sports Asia)

Kekecewaan mendalam sedang menyelimuti seluruh elemen Ajax Amsterdam. Ruang ganti mereka begitu sunyi usai laga. 

RAKYATKU.COM, AMSTERDAM - Kekecewaan mendalam sedang menyelimuti seluruh elemen Ajax Amsterdam. Ruang ganti mereka begitu sunyi usai laga. 

Impian Ajax untuk tampil di laga final Liga Champions harus kandas. Itu terjadi usai mereka secara dramatis harus kalah 2-3 dari Tottenham pada leg kedua semifinal di Johan Cruyff Arena, Kamis dini hari Wita (9/5/2019).

Ajax yang menang 1-0 pada leg pertama sesungguhnya tampil menyakinkkan pada awal laga. Mereka bahkan berada di atas angin saat menutup paruh pertama dengan keunggulan 2-0 lewat gol dari Matthijs de Ligt dan Hakim Ziyech.

Akan tetapi, situasi berubah drastis saat laga memasuki babak kedua. Tottenham mampu bangkit dengan menyamakan kedudukan hanya dalam selang empat menit melalui Lucas Moura pada menit ke-55 dan 59'. 

Bencana kemudian hadir saat laga memasuki menit terakhir. Moura mencetak hat-trick di laga ini. Meski agregat sama kuat 3-3, Tottenham melaju ke final karena unggul produktivitas gol di kandang lawan.

Hasil ini juga menghentikan kejutan Ajax di Liga Champions musim ini. Sebelumnya mereka menyita perhatiah usai menyingkirkan dua kandidat kuat juara; Real Madrid dan Juventus.

Gol kemenangan Spurs yang terjadi pada detik-detik terakhir laga terasa lebih menyakitkan buat Ajax. Itu juga meninggalkan kekecewaan bagi kapten Ajax, Matthijs De Ligt.

"Wasit mengatakan laga hanya tersisa satu menit dan kami tahu kami harus berjuang keras. Kami pikir kami berhasil, tetapi itu tidak terjadi. Pertandingan berlangsung lima detik terlalu lama," ujar De Ligt dilansir situs resmi UEFA.

"Rasanya seperti tanah menghilang dari bawah kaki kami. Begitu dekat. Kami sudah sangat dekat. Tentu saja ruang ganti sunyi dan sepi setelah itu. Tapi, betapa sangat menyakitkannya ini, kami telah melakukan perjalanan yang fantastis dan kami bisa saja menjadi juara."

"Sangat menyenangkan melihat dukungan yang diberikan penggemar kami kepada kami, itu membuat kami menyadari betapa besar arti perjuangan kami bagi mereka. Jika kami memenangkan gelar ini saya akan merasa sangat bangga, dan itu akan mempermudah kami menghadapi situasi yang sulit. Satu kaki kami telah berada final Liga Champions namun dengan hanya beberapa detik semuanya hilang," tuturnya menambahkan.

Di luar itu, pemain 19 tahun tersebut memuji penampilan Tottenham. "Spurs bermain dengan intensitas yang luar biasa, dan itu menyebabkan kami banyak masalah, terutama di babak kedua. Kami benar-benar tidak bisa menghilangkan tekanan yang mereka timbulkan kepada kami."