RAKYATKU.COM, BULUKUMBA - Tujuh warga Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, menjadi korban gigitan anjing rabies (anjing gila), Rabu sore (1/5/2019).
Anjing gila mulanya menggigit Andri (19) remaja Desa Swatani Kecamatan Rilau Ale saat hendak ke rumah pamannya mengaji.
Saat itu Andri tersungkur ke aspal yang mengakibatkan dadanya sakit dan sesak. Beruntung kejadian ini disaksikan warga setempat sehingga anjing gila diusir.
Sekitar 400 meter dari lokasi pertama, anjing gila tersebut kembali menggigit balita berusia 14 bulan bernama Qoriah. Ibunya yang datang menolong tak luput dari gigitan anjing itu.
"Saat itu anak saya sementara main di teras rumah bersama anak-anak lain, saya sendiri ada di ruang tamu. Dari halaman rumah anjing lompat ke teras lalu menggigit anak saya di bagian pundak dan lengan. Saya datang menolong juga ikut digigit di bagian lengan kanan bawah," ujar Erni (34), ibu Qoriah saat ditemui Rakyatku.com di Rumah Sakit Sulthan Dg Radja Bulukumba, Kamis (2/5/2019).
Korban lainnya adalah paman Qoriah. Saat itu warga mencoba mengejar anjing gilanya. Ade (19) mencoba mengadang, namun juga menjadi korban. Ade mengalami luka di bagian jidat.
Sementara di daerah lain, dengan anjing gila yang sama, juga menggigit empat orang warga. Dua warga asal desa Karama Kecamatan Rilau Ale, satu kilometer dari arah lokasi pertama dan kedua.
Saat ini empat korban yakni Andri, Ade, Erni, dan anaknya Qoriah masih mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Sulthan Dg Radja Bulukumba. Tiga di antaranya kecuali Erni telah menjalani proses operasi.
"Saat ini empat orang masih perawatan di rumah sakit, dua orang kami sudah pulangkan karena kondisinya membaik dan tidak terlalu parah, dua lainnya mendapatkan perawatan di Puskesmas Bonto Bangun, Rilau Ale," ujar Humas RSUD Bulukumba, Gumala Rubiah.
Mala juga mengaku, korban telah diberikan vaksi anti rabies. Hanya, pihak rumah sakit dan Dinas Kesehatan Bulukumba kehabisan vaksin.
Pihak rumah sakit telah mengajukan permintaan sejak Januari lalu, namun hingga kini belum ada. "Kami sudah pesan sejak bulan Januari, tapi penyedianya (distributor) kosong. Bulan lalu sudah dikunjungi distributor resminya masih kosong juga. Kalaupun ada katanya didahulukan di Dinkes," tuturnya.