Jumat, 26 April 2019 23:01

KPU: Pemilu 2019 di Luar Batas Kemampuan Fisik Manusia, Cukup yang Pertama dan Terakhir

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Komisioner KPU RI, Pramono Ubaid Tanthowi, menilai pelaksanaan Pemilu 2019 di luar batas kemampuan batas manusia.

RAKYATKU.COM, SLEMAN - Komisioner KPU RI, Pramono Ubaid Tanthowi, menilai pelaksanaan Pemilu 2019 di luar batas kemampuan batas manusia. Pemilu serentak seperti Pemilu 2019 diharapkan menjadi yang pertama dan terakhir. 

Banyak petugas KPPS dan aparat keamanan sampai ada yang meninggal dunia dan sakit karena kelelahan.

"Bahwa pemilu serentak yang kita laksanakan dengan model seperti ini, itu bagi saya cukup yang pertama dan terakhir," kata Pramono dalam serasehan Refleksi Pemilu di Digilib Cafe Fisipol UGM Yogyakarta, Jumat (26/4/2019).

"Jadi Pemilu serentak yang kita laksanakan kemarin itu cukup menjadi yang pertama dan terakhir. Karena bagi saya ternyata secara fisik itu telah melampaui batas kemampuan rata-rata manusia Indonesia pada umumnya," sambungnya.

Pramono mengatakan, banyak petugas KPPS tidak memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat, di lain sisi tanggung jawab yang diemban sangat besar.

"(Petugas KPPS) mengerjakan (berkaitan dengan) politik yang tensinya tinggi itu jauh berbeda suasananya, begitu. Kedua secara teknis ternyata telah melampaui kapasitas KPU dalam mempersiapkan logistik dan melayani pemilih," jelasnya.

Catatan KPU RI, hingga kini sudah ada 225 korban meninggal yang diduga karena kelelahan. Selain itu, 1.470 orang juga harus mendapatkan perawatan medis. Jumlah korban diprediksi masih akan bertambah.

"Karena kemarin saya seharian ke beberapa kabupaten di Pantura, Pemalang, Pekalongan, Batang, sampai ke arah Semarang itu saya masih menerima laporan bahwa beberapa petugas kami masih sakit" ungkapnya.

KPU RI tengah mengupayakan pemberian santunan kepada petugas KPPS yang meninggal dunia.  "Ya kami mengupayakan sekarang ini untuk mengadakan santunan," ucapnya.