Senin, 15 April 2019 07:30

Korban Gempa Palu Salurkan Hasrat Biologis di Hutan hingga Serangan Fajar DimulaiĀ 

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ist.
Ist.

Kisah pasangan suami istri di Palu ramai menjadi sorotan pada Minggu (14/4/2019) kemarin. Sebab, mereka terpaksa menyalurkan hasrat biologisnya di hutan.

RAKYATKU.COM - Kisah pasangan suami istri di Palu ramai menjadi sorotan pada Minggu (14/4/2019) kemarin. Sebab, mereka terpaksa menyalurkan hasrat biologisnya di hutan.

Selain itu, dugaan money politics alias politik uang sudah terjadi di Bulukumba juga menjadi sorotan.

Berikut tiga berita populer yang dirangkum Rakyatku.com:

1. Huntara Sempit, Korban Gempa Palu Salurkan Hasrat Biologis di Hutan

Palu dan sekitarnya belum pulih pasca diguncang gempa dahsyat tahun lalu. Para korban masih tinggal di hunian sementara (Huntara). Lalu, bagaimana pasangan suami istri menyalurkan hasrat biologisnya?

Salah seorang warga, Hasrudin (40) menceritakan pengalamannya. Bersama istri, Asniar (38), dia tinggal bersama enam orang anaknya. Mereka berdesak-desakan dalam satu bilik berukuran 4x5 meter.

Mereka memang tidak punya pilihan lain. Rumah mereka di pesisir Pantai Desa Lero telah hilang disapu gelombang tsunami yang menerjang pada 28 September 2018. Hasrudin sebelumnya merupakan nelayan. Dia kini banting setir menjadi pedagang ikan keliling.

Tinggal di hunian yang sempit, bagaimana dia memenuhi kebutuhan biologisnya? Sambil tersipu, Hasrudin mengaku memanfaatkan kesempatan saat anaknya berangkat ke sekolah. Pada pagi hari.

"Kalau malam harinya, biasanya menunggu anak-anak telah tertidur pulas. Begitulah sudah, kami hidup di huntara ini semuanya serba terbatas, tinggal pintar-pintarnya saja untuk mengakalinya," ujar Hasruddin.

2. Kader Demokrat Teriak-Teriak Ancam Tinggalkan Prabowo, AHY Bilang Begini

Selain Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean yang mendadak sakit perut, ternyata ada insiden lain dalam debat capres terakhir, Sabtu malam (13/4/2019).

Keributan kecil terjadi di luar arena debat kelima pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat saat debat masih berlangsung. Sekitar pukul 21.08 WIB, tiba-tiba Sekretaris Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ardy Mbalembout mengamuk di depan pintu masuk. 

"Kita keluar dari koalisi!" teriak Ardy dengan lantang di lobi Hotel Sultan.

Rupanya dia salah tangkap terhadap pernyataan Prabowo terkait ekonomi yang salah arah. Dia mengira, Prabowo mengkritik Presiden SBY, yang juga ketua umum Partai Demokrat.

Melihat sekretarisnya mengamuk, Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean langsung menghampiri. Dia terlihat ikut menenangkan Ardy.

Namun, Ferdinand mencoba mengalihkan permasalahan. Dia menyebut Ardy mengamuk karena tak bisa masuk ruangan debat. Katanya, penyebabnya tidak punya gelang sebagai penanda khusus.

Seusai debat, Komandan Kogasma Partai Demokrat ditanya tentang ancaman kadernya yang menyuarakan untuk meninggalkan koalisi Prabowo-Sandi. Putra SBY itu langsung membantah.

Menurut AHY, tidak mungkin meninggalkan koalisi sementara pencoblosan tinggal tiga hari lagi. Adapun riak-riak yang muncul, katanya, itu hal biasa. Dia juga meminta wartawan agar tidak mengesankan seolah-olah koalisi sedang panas.

3. Terciduk, Serangan Fajar Sudah Dimulai di Bulukumba, Satu Rumah Rp200 Ribu

Dugaan money politics alias politik uang sudah terjadi di Bulukumba. Caleg berani memberikan uang Rp200 ribu untuk setiap rumah sasaran.

Politik uang itu tersebar melalui Facebook. Salah satunya diunggah pemilik akun Elma Bayu Asmara.

"Terciduk yang ke-2 bisa sodara2 zoom sendiri kertas suaranya," tulis Elma sebagai keterangan foto warga yang sedang memegang surat suara plus uang Rp200 ribu.

Ketua Panwas Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Salahuddin
membenarkan temuan tersebut. Panwas mengaku menerima laporan warga bahwa ada yang membagi uang di Kasuara, Kelurahan Tanah Kongkong.

"Hasil pantauan kami di lapangan memang menemukan adanya kertas suara beserta uang Rp200 ribu. Kami menemukan pemilik rumah di tempat kejadian. Tetapi kami tidak menemukan tim atau calegnya di lokasi. Sehingga saksinya ini tunggal," ujar Salahuddin saat dikonfirmasi Rakyatku.com, Minggu (14/4/2019).