Kamis, 11 April 2019 17:56

Dua Kali Wahyu Jayadi Kelilingi Mobil Zulaiha, Ini yang Dia Cari

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kapolres Gowa, AKBP Shinto Silitonga, menjelaskan reka ulang kasus pembunuhan Sitti Zulaiha kepada wartawan.
Kapolres Gowa, AKBP Shinto Silitonga, menjelaskan reka ulang kasus pembunuhan Sitti Zulaiha kepada wartawan.

Usai menghabisi nyawa Sitti Zulaiha Djafar pada Kamis malam, 21 Maret 2019, Wahyu Jayadi mencari lokasi untuk menyimpan mobil dan mayat.

RAKYATKU.COM, GOWA - Usai menghabisi nyawa Sitti Zulaiha Djafar pada Kamis malam, 21 Maret 2019, Wahyu Jayadi mencari lokasi untuk menyimpan mobil dan mayat.

Dia pun mendapat lokasi di depan sebuah ruko di Pattalassang, Gowa. Setelah menemukan lokasi dan menyimpan mobil dan jenazah di Pattalassang tersebut, Wahyu Jayadi pun pergi. Demikian terungkap dalam reka ulang adegan di lokasi Pattalassang yang digelar penyidik Polres Gowa, Kamis, 11 April 2019.

Dari pengakuannya, dirinya langsung panik ternyata terdapat iPhone X milik Zulaiha yang di dalamnya terdapat jejak percakapan dengan dirinya. Dia khawatir iPhone itu akan membuka kedoknya.

"Setelah saya keluar, saya berjalan 2 langkah dari mobil dan langsung ingat, ternyata ada handphone korban di dalam mobil yang telah terkunci. Saya pecahkan kaca mobil bagian depan sebelah kiri, tempat Zulaiha duduk menggunakan tangan saya. Tapi tidak bisa. Akhirnya saya keliling sekitar mobil tersebut sekitar 2 kali untuk mencari batu, guna menghancurkan kaca mobil tersebut dan mengambil handphone Sitti Zulaiha," kata Wahyu sembari tertunduk melakukan reka ulang adegannya.

"Ini merupakan bagian dalam penyelidikan ilmiah ketika penyidik akan melaksanakan kegiatan yang disebut reka ulang perjalanan antara korban dan tersangka. Kita meminta bantuan kepada tersangka untuk bisa menjelaskan secara up to date dari mana mereka pertama bertemu, apa saja yang mereka lakukan pada menit kesekian, berapa jarak yang ditempuh dari lokasi pertama dan selanjutnya di jalanan," ucap Kapolres Gowa, AKBP Shinto Silitonga kepada media.

Shinto menyebut, kegiatan tersebut sebagai scientific, karena di sana (jalanan) akan diukur dengan kondisi yang faktual, berapa kilometer jarak yang ia tempuh, dan berapa menit waktu yang dibutuhkan oleh tersangka dan korban mengikuti perjalanan itu. 

"Kita juga meminta tersangka untuk menjelaskan di titik mana tersangka marah, hingga menghabisi nyawq korban," tutup Shinto.