RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Hari pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 tersisa 12 hari lagi. Namun, tingkat elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Sulawesi Selatan belum juga mengalami peningkatan yang signifikan.
Hasil sejumlah lembaga survei menyebut jika di Sulsel elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dan rivalnya, duet Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno nyaris berimbang.
Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Sulsel, Syamsul Bachri pun memilih mengacuhkan pembahasan tentang hasil survei itu.
Di detik-detik terakhir ini, dirinya mengaku memilih fokus menggenjot kerja-kerja pemenangan ketimbang 'galau' memikirkan hasil survei.
"Kami sebenarnya tidak terlalu galau dengan hasil survei itu. Kami takut kalau kami berhenti tentu tambah parah, kan. Jadi kita bergerak teruslah sampai hari-hari terakhir. Jadi memang TKD itulah kerjanya harus optimis terus menjalankan tugas-tugasnya semaksimal mungkin. Apapun hasilnya nanti kita serahkan ke publik apapun keputusan terakhir," ungkap Syamsul saat berbincang dengan Rakyatku.com di Kantor Bawaslu Makassar, Jalan Anggrek Raya, Jumat (5/4/2019) kemarin.
TKD pun, kata Syamsul, berharap tuah dari tiga tokoh sentral Sulsel, yakni Wapres RI Jusuf Kalla (JK), Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, serta Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, khususnya di detik-detik terakhir jelang pemungutan suara. Syamsul menyebut ketiga tokoh itu diharapkan dapat menggunakan pengaruh 'hablum minannas' kepada masyarakat.
"Saya kira komitmen Pak NA (Nurdin Abdullah) saya tidak ragukanlah. Beliau bekerja sebagai tokoh masyarakat Sulsel yang akan gunakan pengaruhnya atau 'hablum mina an-naas' nya untuk mendekati masyarakat. Saya monitor betul pergerakan beliau dalam mengkomunikasikan untuk memilih Pak Jokowi. Saya tidak ragu, beliau terus komitmen. Demikian pula Pak Danny Pomanto saya tidak sangsi. Beliau juga bergerak masif di Kota Makassar. Pak JK juga bergerak seperti yang kita lihat waktu beliau di Karebosi (kampanye akbar)," pungkas legislator Fraksi Golkar DPR RI itu.