RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Sulawesi Selatan dan Kota Makassar sudah menjaring 332 anak jalan (anjal) dan pengemis sejak 2019. Anjal dan pengemis yang dijaring itu, diantaranya sebagai penjual manisan, tisu, buku-buku agama dan stiker.
"Sejak tahun 2019 ada 163 yang kita jaring. Ada penambahan lagi jadi 332 anak. Apalagi ini menjelang bulan puasa," kata Supervisor Satuan Bakti Pekerja Sosial Dinsos Sulsel, Norman Ilmi kepada Rakyatku.com, Rabu (27/3/2019).
Dikatakan Norman, anjal dan pengemis itu, tidak semuanya dari Kota Makassar. Namun sengaja didatangkan dari daerah lain di Sulsel.
"Mohon maaf, memang mayoritas kebanyakan dari Jeneponto. Ada juga dari Gowa, Takalar, Bantaeng, Sinjai dan Maros," ujarnya.
Norman Ilmi mengatakan, seluruh anak jalanan dan pengemis yang ada di Kota Makassar, dikoordinir oleh oknum tertentu.
"Memang ada oknum-oknum yang kita duga melakukan eksploitasi. Ada tujuh orang," katanya.
Dijelaskan Norman, koordinator itu kata dia, menyuruh anak jalanan dan pengemis untuk meminta-minta, menjual manisan, tisu, buku-buku agama dan stiker, serta membawa kotak sumbangan dengan mengatasnamakan panti asuhan.
"Tempatnya berbeda-beda. Ada yang di simpang lima bandara, fly over, jalan Boulevard, Veteran, Sungai Saddang, dan Kakatua," pungkasnya.