Rabu, 20 Maret 2019 22:24

Libatkan Wahdah Islamiyah, Kemenag Gelar Rukyat Akbar di Sumpang Binangae Barru

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Suasana rapat tim penyusun imsakiyah Ramadan 1440 H di kantor Kementerian Agama Sulsel, Selasa (19/3/2019).
Suasana rapat tim penyusun imsakiyah Ramadan 1440 H di kantor Kementerian Agama Sulsel, Selasa (19/3/2019).

Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Selatan akan menggelar rukyatul hilal akbar di Sumpang Binangae, Barru. Kegiatan ini diharapkan sekaligus menjadi objek wisata religi.

RAKYATKU.COM - Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Selatan akan menggelar rukyatul hilal akbar di Sumpang Binangae, Barru. Kegiatan ini diharapkan sekaligus menjadi objek wisata religi.

Kepala Bidang Urais dan Bimsyar Kemenag Sulsel, H Muhammad Nasir mengatakan, pihaknya akan mengumpulkan tim-tim rukyat se-Sulawesi Selatan di Sumpang Binangae. 

Kemenag juga akan mengundang instansi pemerintah, ormas, dan perguruan tinggi untuk hadir dalam rukyatul hilal tersebut. Kemenag Barru dan DPD Wahdah Islamiyah Barru diminta menjadi tuan rumah dan fasilitator.
 
"Kita akan gencarkan sosialisasi ke masyarakat tentang rukyatul hilal ini. Kalau perlu kita jadikan sebagai wisata rukyatul hilal. Kita akan jadikan rukyatul hilal di Sulawesi Selatan sebagai observasi hilal terbesar dan yang paling ramai se-Indonesia," ujar Muhammad Nasir pada rapat tim penyusun jadwal imsakiyah Ramadan 1440 H, Selasa (19/3/2019).

Ustaz Sirajuddin Qasim yang mewakili DPP Wahdah Islamiyah dalam rapat tersebut menyambut baik keinginan peserta musyawarah. Ia menambahkan bahwa rukyatul hilal menurut kesepakatan ulama hukumnya kalau tidak wajib kifayah, maka minimal sunnah. 

Menurutnya, selain menonjolkan sisi wisatanya, masyarakat juga perlu mendapat pencerahan tentang hukum syar’inya.
 
"Jika ini kita niatkan sebagai ibadah, maka ikut terlibat di dalamnya akan mendapat pahala," ujar dosen Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar tersebut.

Dalam rapat yang diadakan di kantor Kemenag Selatan tersebut, sejumlah perwakilan lembaga memaparkan hasil perhitungan posisi hilal Ramadan 1440 H, seperti BMKG, Badan Hisab Rukyat (BHR), Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin, dan Muhammadiyah. 

Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa pada 5 Mei 2019, matahari terbenam di Makassar pada pukul 17.57 Wita. Saat itu, tinggi hilal hakiki adalah 50° 50’ dan tinggi hilal 50° 26’. Posisi yang sangat memungkinkan untuk dapat melihat hilal.

Kesimpulan dari hasil perhitungan sejumlah lembaga ini adalah bahwa 1 Ramadan 1440H diperkirakan jatuh pada Senin (6/5/2019).

Muhammad Nasir sempat menanyakan keputusan Wahdah Islamiyah terkait penetapan awal Ramadan 1440 H. Ustaz Sirajuddin Qasim menjawab bahwa Wahdah Islamiyah belum menetapkan awal Ramadan tahun ini. Menunggu hasil rukyatul hilal pada 29 Sya'ban.
 
Menurut Ustaz Siraj, jika terjadi perbedaan pandangan, maka Wahdah Islamiyah lebih cenderung mengikuti keputusan pemerintah. Hal ini berdasarkan pada kaidah fikih yang masyhur di kalangan ulama, "hukmul hakim yarfa'ul khilaf". Keputusan hakim atau pemimpin mengeliminasi perbedaan pendapat.
 
"Artinya, jika terjadi perbedaan pandangan, maka apa yang diputuskan pemerintah itulah keputusan bersama dan harus diikuti," tegas Ketua Komisi Rukyat dan Falaqiyah Dewan Syariah Wahdah Islamiyah tersebut.