RAKYATKU.COM, GRESIK - Yani (48), beberapa kali menghubungi putranya, Andi (22). Namun ponselnya tak diangkat.
Minggu pagi, sekitar pukul 07.10 WIB, Yani lalu menghubungi tetangganya, Eva (37), untuk melihat putranya di sebelah rumah, di Dusun Kepatihan RT 1/RW 1, Desa Kepatihan, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik.
Saat Eva ke sebelah, dia melihat pagar dan pintu rumahnya terbuka, Andri telihat sedang tergeletak di lantai dengan cairan hitam di hidung.
Eva langsung keluar rumah dan memberitahukan kepada Saipul (36) untuk melihat kondisi Andri. Saat ditemukan Andri sudah meninggal dunia dengan kondisi terbujur kaku, dan bersimbah darah.
Pukul 08.30 WIB, Saipul menghubungi perangkat desa untuk melihat kondisi korban, dan melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Menganti.
"Pamitnya malam minggu menginap di sini, karena rumah saya di sini kosong," ujar Yani sebagaimana dilansir dari Tribunnews.
Dia meminta petugas kepolisian untuk segera menemukan siapa pelaku pembunuh putra semata wayangnya.
"Saya ingin pelakunya cepat ketemu, kabari saya," jelasnya.
Saat ditemukan, korban mengalami luka memar di bagian belakang kepala, luka di bagian muka tepatnya di bawah mata sebelah kiri dan bekas jeratan di bagian leher.
Kapolsek Menganti, AKP Ramadhan Nasution menjelaskan, saat ditemukan korban tergeletak di kamarnya dengan hidung berdarah.
Pihaknya tidak dapat menyampaikan secara gamblang, karena masih menunggu hasil visum dari Rumah Sakit.
Jenazah Andri, telah dibawa ke RSUD Ibnu Sina untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban.
"Memang ada perintah dari ibunya, dan dia juga izin untuk tinggal disini malam minggu tinggal di sini, komunikasi terakhir dengan ibunya Minggu (10/3/2019) pukul 01.00 WIB," jelasnya.
Saat ditemukan jenazah korban tidak berbau sama sekali. "Ya kemungkinan masih baru," timpalnya.
Mobil yang dikendarai Andri, juga masih terparkir di depan gang.