Sabtu, 09 Maret 2019 17:11

Menteri Dalam Negeri Inggris Dikritik Atas Kematian Bayi ISIS Shamima

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Shamima Begum
Shamima Begum

Menteri Dalam Negeri Inggris, Sajid Javid menghadapi kritikan setelah putra Shamima Begum meninggal di kamp Suriah.

RAKYATKU.COM - Menteri Dalam Negeri Inggris, Sajid Javid menghadapi kritikan setelah putra Shamima Begum meninggal di kamp Suriah.

Shamima melarikan diri dari London untuk bergabung dengan kelompok Negara Islam saat berusia 15 tahun. Javid mencabut kewarganegaraannya ketika wanita itu memohon untuk kembali, demi keselamatan bayinya.

Namun, karena anaknya lahir sebelum kewarganegaraan Inggris Shamima dicabut, maka bayinya akan tetap dianggap orang Inggris.

Seorang teman keluarga Shamima mengatakan Inggris gagal melindungi anak itu, dan bahwa kematiannya adalah hasil dari keputusan "tidak berperasaan dan tidak manusiawi".

"Kita gagal, sebagai suatu negara, untuk melindungi anak itu," kata Dal Babu, mantan kepala polisi Metropolitan dan teman keluarga Shamima Begum, pada BBC Newsnight.

"Ini adalah kematian warga negara Inggris yang sepenuhnya dapat dihindari," kata Babu.

"Tidak ada upaya untuk membantu oleh Home Office. Saya pikir itu mengejutkan bagaimana sekretaris dalam negeri memperlakukan situasi ini."

Setelah kewarganegaraan Begum dicabut, keluarganya menulis surat kepada sekretaris dalam negeri dan mengatakan penentangannya atas keputusan tersebut. Mereka juga meminta bantuan untuk membawa bayi Shamima ke Inggris.

Sementara itu, seorang juru bicara pemerintah Inggris mengomentari kematian puta Shamima dengan mengatakan bahwa "kematian setiap anak adalah tragis".

Juru bicara itu mengatakan, pemerintah secara konsisten menyarankan orang-orang agar tidak bepergian ke Suriah.

Shamima Begum meninggalkan Inggris pada tahun 2015. Kisahnya dirosot media setelah ditemukan oleh seorang jurnalis dari Times di sebuah kamp pengungsi Suriah pada pertengahan Februari.