RAKYATKU.COM, JAKARTA - TNI lagi-lagi jadi korban kekerasan gerombolan pemberontak di Nduga, Papua Barat. Kontak senjata yang terjadi Kamis, 7 Maret 2019 kemarin, menewaskan tiga anggota TNI, Serda Mirwariyadin (25), Serda Yusdin (23), dan Serda Siswanto Bayu Aji (24).
Hal ini membuat Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko geram. Mantan Panglima TNI itu menegaskan kembali, agar penyebutan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap gerombolan pengacau itu diubah dengan kelompok separatis.
Alasannya, jika hanya kelompok kriminal, itu akan membatasi ruang gerak TNI dalam melakukan operasi.
"Kalau kelompok kriminal bersenjata, apa bedanya yang ada di Tanah Abang, kan begitu. Ini yang perlu dipikirkan lagi," ujarnya di Jakarta, Jumat (8/3/2019), sebagaimana dilansir dari Wartaekonomi.
Jika disebut kelompok separatis kata Moeldoko, status penumpasannya dapat ditingkatkan dan tidak lagi membatasi prajurit TNI di lapangan.
"Kalau saya mengatakan, tegas saja kalau kelompok separatis ya kelompok separatis, sehingga status operasinya ditingkatkan. Karena kalau kelompok kirminal malah TNI jadi santapan mereka. TNI melihat ini kekuatan, tapi 'wah nggak bisa gue (prajurit TNI) di depan, harus polisi', ini masalah prajurit (di lapangan)," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, kontak senjata antara pasukan TNI yang tergabung dalam Satgas Penegakan Hukum (Satgas Gakkum) dengan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) terjadi di Kabupaten Nduga, Papua, Kamis (7/3/2019).
Kontak senjata terjadi setelah 25 pasukan TNI Satgas Gakkum baru tiba di Distrik Mugi. Mereka mendapat serangan pasukan KKSB yang diperkirakan 70 orang.
"Setelah kontak senjata berlangsung anggota berhasil menguasai keadaan dan berhasil memukul mundur kelompok KKSB sampai menghilang ke dalam hutan belantara," ujar Kapendam XVII/Cend Kolonel Inf Muhammad Aidi, kepada Rakyatku.com.
Setelah menguasai keadaan, tiga anggota TNI yang gugur dievakuasi. Selain itu, mereka juga menyisir lokasi tempat KKSB melakukan perlawanan. Ada satu orang mayat KKSB yang ditemukan.
"Anggota berhasil merampas 5 pucuk senjata milik KKSB (jenis masih dalam penyelidikan) dan ditemukan satu orang mayat (identitas dalam penyelidikan), dan diperkirakan setidaknya 7-10 orang anggota KKSB juga tewas namun mayatnya berhasil dibawa kabur oleh teman-temannya," katanya.
Setelah melakukan pengisirian, situasi pun dianggap sudah kondusif. Dua unit helly jenis Bell pun tiba dari Timika untuk melaksanakan evakuasi tiga korban prajurit yang gugur.
"Namun sebelum mendarat helly tersebut kembali mendapatkan serangan dari KKSB, pasukan TNI membalas tembakan sehingga helly berhasil mendarat dan proses evakuasi dapat dilaksanakan dalam keadaan aman," tutupnya.