Rabu, 06 Maret 2019 09:17

Survei: Publik Sedang Menghukum Jokowi, Hasilnya Bisa Seperti Pilkada DKI 2012

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Joko Widodo. (Foto: Geotimes)
Joko Widodo. (Foto: Geotimes)

PolMark Indonesia dalam hasil surveinya menunjukkan elektabilitas Joko Widodo-Ma'ruf Amin 40,4 persen dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih 25,8 persen suara.

RAKYATKU.COM, JAKARTA - PolMark Indonesia dalam hasil surveinya menunjukkan elektabilitas Joko Widodo-Ma'ruf Amin 40,4 persen dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih 25,8 persen suara.

CEO sekaligus Founder PolMark, Eep Saefulloh Fatah, menyebut posisi petahana belum benar-benar aman. Itu karena perolehannya belum dapat melampaui angka 50 persen.

Kondisi itu, kata Eep, membuat Jokowi seperti sedang "dihukum" publik. Padahal, Jokowi telah menampakkan diri atau kampanye sejak menjadi Presiden pada 2014 silam.

"Dengan 'kampanye' yang lama, petahana belum melampaui 50 persen, maka artinya pemilih sedang menghukum yang bersangkutan (Jokowi)," kata Eep dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (6/3/2019).

"Hukuman ringan adalah belum memilih, sedangkan hukuman beratnya adalah tidak memilih," tambah Eep.

Elektabilitas petahana disebut Eep diperparah dengan jumlah 33,8 persen responden yang belum menentukan pilihannya (undecided voters).

Selain itu, Eep mengungkapkan dari 40,4 persen suara petahana terdapat 8,9 responden yang menyatakan pilihannya kepada Jokowi masih bisa berubah.

"Dari sisi petahana ini sangat menantang sekaligus membahayakan," ujarnya.

Dari peta elektabilitas tersebut, Eep mengatakan ada 48 persen suara yang sesungguhnya masih bisa diperebutkan untuk pemilihan presiden 2019.

Eep melihat tren survei serupa pernah terjadi pada pemilihan kepala daerah DKI 2012 dan 2017 lalu. Dalam dua Pilkada DKI itu calon petahana tumbang. Eep pun menyebut hal itu bisa saja terulang di pemilihan presiden 2019.

Saat Pilkada DKI 2012 lalu, ketika tren survei mengarah ke pertahana Fauzi Bowo, di akhir nyatanya kemenangan malah diperoleh Jokowi-Ahok.

"Saya teringat Pilkada Jakarta Fauzi Bowo, waktu itu juga mengalami situasi yang mirip dengan pemilihan presiden yang akan terjadi nanti," katanya.

Survei di atas diambil dari 73 dapil, sebanyak 72 dapil yang disurvei melibatkan 440 responden. Sisanya, 1 dapil yang disurvei yakni Jawa Barat 3 melibatkan 880 responden. Dengan demikian keseluruhan responden sebesar 32.560 orang yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 4.8 persen untuk masing-masing 72 dapil. 

Satu dapil lain yakni Jawa Barat 3 memiliki margin of error kurang lebih 3.4 persen dengan tingkat kepercayaan survei hingga 95 persen.

Responden yang terpilih diwawancarai dengan metode tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih secara khusus. 

PolMark Indonesia juga melakukan quality control (pengawasan) dengan cara mendatangi kembali (rekonfirmasi) 20 persen responden yang terpilih secara acak.